REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyatakan terdapat penurunan permintaan signifikan terhadap berbagai komoditas pangan di pasar tradisional. Situasi itu merupakan dampak dari wabah Covid-19 yang membuat masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah.
Ketua Umum Ikappi Abdullah Mansuri menuturkan, penurunan permintaan mencapai 50 persen, khususnya untuk pasar-pasar di daerah Jabodetabek yang tengah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Meski demikian, penurunan permintaan tidak diikuti dengan penurunan harga.
"Demand sedang turun, tapi harga stabil tinggi. Tidak mungkin juga bagi pedagang untuk menurunkan harga sampai di bawah modalnya. Tetap pedagang kejar untung," kata Mansuri kepada Republika.co.id, Selasa (21/4).
Kendati demikian, Mansuri optimistis pasar tradisional akan tetap menjadi pilihan utama berbelanja, khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah. Kendati terdapat gangguan aktivitas, Mansuri mengatakan, pasar akan tetap buka untuk melayani kebutuhan pangan.
Adapun harga yang tengah bergejolak di antaranya bawang merah, minyak goreng, dan gula pasir. Mansuri menuturkan, tiga komoditas itu menunjukkan kenaikan harga yang cukup tinggi di tengah turunnya permintaan.
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) mencatat, secara nasional harga bawang merah naik 0,23 persen menjadi Rp 43.850 per kilogram (kg). Minyak goreng turun 0,4 persen menjadi Rp 12.400 per liter, tetapi tetap di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp 11 ribu per liter. Adapun gula pasir masih tetap Rp 18.550 per kilogram dari HET Rp 12.500 per kilogram.
Mansurti menuturkan, kemungkinan permintaan akan kembali naik mulai H-3 bulan Ramadhan. Pasalnya, sesuai pola tahunan masyarakat mulai menyiapkan stok pangannya paling cepat tiga hari sebelum bulan puasa. Permintaan diprediksi akan terus meningkat hingga Lebaran mendatang.
Kepala Distribusi Cadangan Pangan Kementerian Pertanian, Inti Pertiwi, mengatakan, sejauh ini belum ada permintaan langsung dari pasar tradisional untuk tambahan pasokan bahan pangan. Menurut dia, pedagang terutama di pasar induk justru lebih mengutamakan pemasaran produk via aplikasi media jejaring sosial.
Langkah itu dilakukan seiring menurunnya jumlah pembeli, sementara pasokan cukup banyak. "Bahkan, sekarang ada pedagang di pasar induk yang justru menjual produknya lewat Pasar Mitra Tani yang dikelola Kementerian Pertanian," kata dia.