REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta jajarannya mencari siapa saja penikmat keuntungan atas naiknya harga beras, ditengah turunnya harga gabah kering. Hal itu disampaikan Presiden saat memimpin Rapat Terbatas "Antisipasi Kebutuhan Pokok", dari Istana Merdeka Jakarta, Selasa (21/4).
"Saya melihat di lapangan harga gabah kering turun 5 persen, tapi harga berasnya naik 0,4 persen, ini ada apa," tanya Presiden.
Presiden menilai kenaikan harga beras di tengah turunnya harga gabah kering menunjukkan adanya permasalahan di lapangan. Kepala Negara secara tegas meminta jajarannya, khususnya Kementerian Perdagangan, melihat betul kondisi di lapangan.
"Tolong dilihat betul di lapangan. Lapangannya dicek betul, ini pasti ada masalah. Harga gabah kering turun, mestinya harga berasnya juga turun. Ini petani nggak dapat untung, harga beras naik, masyarakat dirugikan. Ini yang untung siapa, dicari," tegas Presiden.
Dalam Rapat Terbatas tersebut presiden juga menyampaikan organisasi pangan dan pertanian FAO, telah memperingatkan pandemi Covid-19 dapat menyebabkan krisis pangan dunia. Kepala Negara juga memperingatkan bahwa setiap negara penghasil beras akan lebih memprioritaskan kebutuhan dalam negeri sendiri.
Di sisi lain, rantai pasok bahan pangan akan terganggu oleh kebijakan karantina wilayah (lockdown) yang diterapkan sejumlah negara. Presiden meminta jajarannya berhati-hati atas hal tersebut.