REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- British Fashion Council (BFC), Selasa (21/4) waktu setempat, mengumumkan bahwa Pekan Mode London atau London Fashion Week pada Juni mendatang, akan digelar melalui platform digital. Keputusan itu diambil mengingat perhelatan ini berlangsung di tengah pandemi Covid-19.
"Pandemi saat ini mengarahkan kita semua untuk merefleksikan secara lebih tajam pada tempat kita hidup dan bagaimana kita ingin menjalani hidup kita, dan membangun bisnis ketika kita melewati krisis ini," ujar Kepala Eksekutif BFC, Caroline Rush CBE, melalui siaran pers.
Rush menjelaskan bahwa penting bagi dunia fashion untuk melihat ke masa depan dan mengambil peluang untuk berubah, berkolaborasi namun tetap berinovasi. Lebih lanjut, Rush mengatakan bahwa pihaknya berharap tentang keberlanjutan, kreativitas, dan produk yang dapat terus dihargai, meskipun dunia sedang mengalami krisis akibat pandemi.
"Dengan menciptakan platform pekan mode budaya, kami mengadaptasi inovasi digital yang paling sesuai dengan kebutuhan kita saat ini dan sesuatu yang akan dibangun sebagai karya global untuk masa depan," jelas Rush.
Platform digital tersebut akan menyediakan konten multimedia eksklusif dari desainer, para seniman kreatif, artis dan mitra dari label fashion, sehingga memungkinkan terjadinya kolaborasi yang menyatukan fashion, budaya, dan teknologi, menurut Rush.
Pengalaman digital baru ini akan terbuka untuk publik di seluruh dunia, para pedagang, dan akan berfungsi sebagai titik temu yangmenawarkan wawancara, podcast, buku harian perancang, webinar, dan ruang pamer digital. Pekan Mode London yang akan dimulai pada 12 Juni 2020 ini dapat disaksikan melalui platform digital www.londonfashionweek.co.uk.
Dalam kesempatan tersebut, BFC juga mengumumkan bahwa seluruh gelaran Pekan Mode London akan menggabungkan pakaian wanita dan pakaian pria ke dalam satu platform netral gender, untuk memungkinkan para desainer berkreasi dengan lebih fleksibel.