Selasa 21 Apr 2020 18:43 WIB

12 Pasien Positif Covid-19 di Solo, 85 Berstatus PDP

15 orang berstatus PDP Covid-19 di Solo meninggal dunia

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga melintas di depan mural bertema Bersatu Melawan COVID-19 di Kampung Kemlayan, Serengan, Solo, Jawa Tengah.  Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Solo bertambah dua orang pada Selasa (21/4). Sehingga total kasus pasien terkonfirmasi positif terjangkit virus Corona baru menjadi 12 orang.
Foto: ANTARA/MOHAMMAD AYUDHA
Warga melintas di depan mural bertema Bersatu Melawan COVID-19 di Kampung Kemlayan, Serengan, Solo, Jawa Tengah. Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Solo bertambah dua orang pada Selasa (21/4). Sehingga total kasus pasien terkonfirmasi positif terjangkit virus Corona baru menjadi 12 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Solo bertambah dua orang pada Selasa (21/4). Sehingga total kasus pasien terkonfirmasi positif terjangkit virus Corona baru menjadi 12 orang.

Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Solo sekaligus Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Ahyani, mengatakan dua pasien terbaru tersebut berasal dari Kelurahan Setabelan Kecamatan Banjarsari dan Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon. Namun, Gugus Tugas belum selesai melakukan tracing terhadap dua pasien tersebut.

"Belum ketemu, apakah ini pasien dalam pengawasan (PDP) yang naik kelas, atau baru masuk langsung kemudian positif, belum selesai tracing karena masuknya ke RSUD dr Moewardi. Laporan lengkap belum kami terima," ujarnya kepada wartawan.

Ahyani menambahkan, Gugus Tugas masih melakukan pemantauan alumni Ijtima Ulama Dunia di Gowa Sulawesi Selatan. Selain itu, tracing klaster baru dari Pondok Pesantren Al-Fatah di Magetan dimana sebanyak 22.467 santri pondok tersebut dipulangkan ke daerah asal pada pekan lalu. 

"Termasuk mengantisipasi kalau di antara santri itu ada yang berasal dari Solo. Kami koordinasi dengan pihak terkait," paparnya.

Di sisi lain, Gugus Tugas juga mengantisipasi peningkatan pemudik pada Rabu-Kamis (22-23/4) dengan adanya larangan mudik dari pemerintah pusat yang mulai berlaku pada Jumat (24/4). "Kami siap saja. Mereka harus tetap mematuhi protokol yang kami terapkan yaitu siap dikarantina di Grha Wisata Niaga," ucapnya.

Hingga Selasa, total PDP di Solo bertambah menjadi 85 orang. Rinciannya, PDP yang dirawat di rumah sakit sebanyak 19 orang, 15 orang meninggal, dan 51 orang dinyatakan sembuh. Sedangkan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 422 orang, dengan rincian lima orang rawat inap, 77 orang rawat jalan, 82 orang masih dalam pemantauan, dan 258 orang selesai pemantauan.

Sementara itu, pemudik yang dikarantina di Grha Wisata Niaga sudah ada yang selesai menjalani karantina selama 14 hari. Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengantarkan langsung pemudik bernama Saiful Qomar tersebut kembali ke rumahnya di RW 006 Kelurahan Banyuanyar Kecamatan Banjarsari.

Rudyatmo mengaku sengaja mengantar warganya tersebut supaya masyarakat setempat percaya jika warga tersebut tidak terpapar virus Corona.

"Ini tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat bahwa yang dikarantina di Grha Wisata itu sudah distigma ODP. Sehingga ODP itu setelah diperiksa dikarantina selama 14 hari itu selesai dikembalikan dengan kondisi yg sehat. Sehingga masyarakat supaya tidak mengucilkan, tidak boleh, karena tidak terpapar virus corona," ungkap Wali Kota.

Saiful Qomar merupakan pemudik asal Solo yang bekerja di Jakarta. Dia mengaku awalnya tidak tahu jika mudik ke Solo harus menjalani karantina selama 14 hari di Grha Wisata Niaga.

"Pertama kali masuk karantina tidak tahu mau diapakan. Ternyata masih bisa aktivitas biasa, ada olahraga dan sholat berjamaah. Di sana sudah sepertu saudara. Tadi dari tim medis menganjurkan supaya saya tidak keluar rumah selama tujuh hari," ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement