REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memahami dan menerima alasan pengunduran diri CEO Ruang Guru, Belva Devara, sebagai Staf Khusus Presiden. Hal ini disampaikan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, yang membenarkan bahwa pihak istana telah menerima surat resmi pengunduran diri Belva pada akhir pekan lalu.
"Presiden Joko Widodo menerima pengunduran diri Adamas Belva Syah Devara dan memahami alasan pengunduran dirinya itu," ujar Pramono, Selasa (21/4).
Presiden Jokowi, ujar Pramono, sejak awal ingin keterlibatan anak muda seperti Belva dalam pemerintahan. Jokowi disebut ingin ada kontribusi berupa gagasan-gagasan inovatif dan kreatif dari para stafsus milenial tersebut.
"Sekaligus memberikan ruang belajar bagi anak-anak muda terkait tata kelola pemerintahan," jelasnya.
Terkait prodan kontra mengenai keikutsertaan Ruangguru sebagai mitra program Kartu Prakerja, Pramono menegaskan bahwa proses verifikasi sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku. Ia pun menjamin tidak ada keterlibatan Belva yang memunculkan konflik kepentingan antara porsinya sebagai CEO Ruangguru dan Stafsus Presiden.
Seperti diketahui, Belva menyatakan diri mundur dari posisinya sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini ia sampaikan dalam surat terbuka yang diunggah di akun media sosialnya dan dokumen dengan isi serupa yang disampaikan kepada awak media.
"Berikut ini saya sampaikan informasi terkait pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden," ujar Belva dalam surat terbukanya, Selasa (21/4).
Belva mengungkapkan, pengunduran dirinya sebagai Stafsus Presiden tertuang melalui surat resmi, tertanggal 15 April 2020, yang disampaikan langsung kepada Presiden Jokowi pada 17 April 2020. Melalui surat terbuka tersebut, Belva juga menyinggung mengenai proses verifikasi mitra Kartu Prakerja yang sempat memantik pro dan kontra di tengah masyarakat.
Belva mengutip penjelasan Kementerian Koordinator Perekonomian serta Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (PMO) yang menyebutkan bahwa proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Ia menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan dirinya yang memunculkan konflik kepentingan. Tak hanya itu, pemilihan pun disebut dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja.
"Namun, saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin polemik tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan, yang dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden dan seluruh jajaran pemerintahan dalam menghadapi pandemi Covid-19," ujar Belva dalam suratnya.