Selasa 21 Apr 2020 21:15 WIB

Ibu Berperan Besar Ciptakan Suasana Harmonis di Rumah

Selama pandemik Covid-19, peran ibu sangat besar menjaga keluarga yang harmonis.

Selama pandemik Covid-19, peran ibu sangat besar menjaga keluarga yang harmonis (Foto: ilustrasi keluarga harmonis)
Foto: Telegraph
Selama pandemik Covid-19, peran ibu sangat besar menjaga keluarga yang harmonis (Foto: ilustrasi keluarga harmonis)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Dompet Dhuafa Maya Sita Darlina, mengatakan, ibu berperan besar dalam menciptakan suasana harmonis di dalam rumah selama pandemik Covid-19. Sebab, pandemik membuat situasi rumah berubah dari sebelumnya.

"Jadi ibu ini perannya sangat penting dalam membuat komunikasi keluarga yang harmonis," katanya melalui pesan tertulisnya, Selasa (21/4).

Baca Juga

Situasi pandemi COVID-19 menimbulkan tekanan-tekanan baru secara mental terhadap setiap individu karena perubahan situasi yang harus dilakukan untuk menyesuaikan keadaan. Oleh karena itu kepiawaian perempuan bisa membuat pola-pola komunikasi terbuka atas masalah yang muncul sehingga keresahan yang dirasakan oleh masing-masing anggota keluarga dapat diatasi.

Di tengah pandemi COVID-19 saat ini, ibu juga perlu memastikan tugas dan peran masing-masing anggota keluarga sehingga terlaksana sesuai kesepakatan. Sebab, peran yang tidak jelas akan menimbulkan kerentanan dengan munculnya beragam konflik di keluarga.

"Jadi harus diatur, peran orang tua bekerja, peran anak menjadi siswa (dengan belajar di rumah)," katanya.

Selain itu, perempuan juga memiliki peran dalam menjaga kesehatan dan asupan gizi yang baik bagi seluruh anggota keluarga. Dengan demikian ketahanan tubuh yang diperlukan dalam menghadapi wabah COVID-19 bisa dipastikan.

"Dalam situasi COVID-19 di mana virus bisa ada di mana saja, maka perempuan bisa mengatur pola gizi anggota keluarga agar terjaga kesehatannya," kata Sita.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement