REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Pemilik nama lengkap Monica Wiwik memiliki cara tersendiri untuk berkontribusi melawan penyebaran wabah COVID-19 di Kalimantan Barat. Ia menggalang karyawati warung kopi (warkop) untuk memproduksi Alat Pelindung Diri (APD), face shield untuk tenaga medis di perbatasan.
"Sesuai anjuran pemerintah bahwa untuk menjaga jarak warkop ditutup. Nah, karyawati tentu menganggur dan oleh karena itu kita rangkul untuk ikut memproduksi face shield atau pelindung wajah," ujarnya di Pontianak, Selasa (21/4).
Monica menjelaskan produksi pelindung wajah tersebut dilakukan di warkop enHaZet yang terletak di Jalan Budi Karya Pontianak. Terdapat tujuh orang karyawati warkop berpartisipasi membuat APD tersebut.
"Kita beroperasi sudah memasuki dua minggu. Memilih memproduksi pelindung wajah ini karena ekonomi, mudah dan dapat dipakai berulang. Dari sisi kemampuan juga bisa kami lakukan," kata dia.
Menurutnya, di awal ia dan beberapa rekan pemilik warkop secara suka rela mengeluarkan dana untuk produksi pelindung wajah. Namun seiring waktu produksi APD berjalan, donatur dari berbagai pihak berdatangan.
"Hingga saat ini sudah 10.000 face shield diproduksi dan sebagian besar sudah disebar di beberapa wilayah kabupaten atau kota di Kalbar termasuk di daerah perbatasan. Satu pelindung wajah biaya produksinya sekitar Rp5.000," jelasnya.
APD yang diproduksi menurutnya gratis untuk tenaga medis. Dengan APD tenaga medis mendapat ganda perlindungan setelah menggunakan masker standar.
"Semua produksi APD kita ini gratis untuk tenaga medis. Bahkan kita juga sudah mulai membagikan dengan warga - warga. Selain pelindung wajah kita juga ada buat masker dan lainnya," sebut dia.
Monica dan tujuh karyawati berharap dengan kontribusi dan partisipasi pihaknya dapat menekan penyebaran COVID-19 sehingga Kalbar masyarakatnya terutama tenaga medis sebagai pejuang terdepan terlindungi.
"Semoga wabah ini berlalu. Sudah saatnya semua berperan dan berkontribusi untuk ini. Saya ucapkan terima kasih juga kepada teman - teman dan relawan yang terlibat," jelas dia.