Rabu 22 Apr 2020 05:46 WIB

Pemerintah Waspadai Kepulangan TKI dari Kuala Lumpur

Kedatangan TKI dari Kuala Lumpur hampir mencapai 505 ribu orang.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Gita Amanda
Sejumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Malaysia mengikuti senam dan berjemur di bawah sinar matahari saat menjalani karantina di Pangkalan Udara Militer (Lanud) Soewondo Medan, Sumatera Utara, Sabtu (11/4/2020). Sebanyak 513 TKI yang berasal dari berbagai daerah di Sumut dan sekitarnya yang menjalani proses karantina COVID-19 sementara tersebut saat ini kondisi kesehatannya baik dan tidak ada menunjukan gejala infeksi seperti demam, batuk dan sesak nafas.
Foto: Antara/Septianda Perdana
Sejumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Malaysia mengikuti senam dan berjemur di bawah sinar matahari saat menjalani karantina di Pangkalan Udara Militer (Lanud) Soewondo Medan, Sumatera Utara, Sabtu (11/4/2020). Sebanyak 513 TKI yang berasal dari berbagai daerah di Sumut dan sekitarnya yang menjalani proses karantina COVID-19 sementara tersebut saat ini kondisi kesehatannya baik dan tidak ada menunjukan gejala infeksi seperti demam, batuk dan sesak nafas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mewaspadai kepulangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Kuala Lumpur di tengah kondisi pandemi virus corona atau Covid-19. Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Perhubungan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kedatangan TKI dari Kuala Lumpur hampir mencapai 505 ribu orang.

"Angka itu bisa bertambah, kemudian dari Taiwan," kata Luhut dalam video streaming rapat kerja dengan Komisi V DPR, Selasa (21/4).

Baca Juga

Luhut mengkhawatirkan kepulangan TKI tersebut tidak memenuhi protokol kesehatan. Terlebih saat ini sejumlah wilayah di Indonesia sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan pengetatan kedatangan pendatang internasional selama kondisi pandemi virus corona.

Dia mengatakan ada kemungkinan pelabuhan menjadi celah kepulangan para TKI tersebut. "Di pelabuhan ini sendiri masalah. Mereka merembes di hampir semua jalan tikus di Kalimantan Utara," tutur Luhut.

Menurutnya, hal tersebut dapat saja terjadi dikrenakan Kuala Lumpur tersebut berada di perbatasan Kalimantan Utara. Luhut memastikan Pemerintah akan menyiapkan sejumlah cara untuk mengatasi hal tersebut demi mengoptimalkan pencegahan penularan virus corona.

"Ini masalah sendiri yang perlu kita selesaikan. Kita kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri untuk masalah ini," ungkap Luhut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement