REPUBLIKA.CO.ID, INDIA-- Polusi udara di India utara telah menurun selama karantina wilayah di seluruh negeri. Karantina wilayah tersebut diterapkan untuk memperlambat penyebaran Covid-19.
Pada 24 Maret, India menempatkan 1,3 miliar warganya dalam karantina wilayah ketat. Bisnis yang tidak penting ditutup sementara, pabrik mengurangi aktivitas, penerbangan domestik dan internasional telah ditangguhkan, perjalanan darat menurun dan orang-orang di seluruh negeri mencoba menjaga jarak sebanyak mungkin.
Dengan penurunan aktivitas manusia yang begitu cepat dan drastis, satelit NASA telah mendeteksi level aerosol terendah dalam 20 tahun di India utara. Aerosol dari sumber manusia, seperti kendaraan bermotor dan produksi sangat berkontribusi terhadap polusi udara.
Tingkat aerosol yang tinggi telah menjadi faktor utama dalam polusi udara yang tidak sehat dan tinggi di seluruh India, terutama di daerah perkotaan. Aerosol buatan manusia memiliki bentuk partikel yang lebih kecil dibanding partikel aerosol alami. Aerosol alami seperti badai debu atau kebakaran hutan memiliki partikel yang lebih besar. Aerosol buatan manusia bahkan dapat lebih merusak kesehatan.
Jadi, penurunan aerosol yang drastis ini bisa menjadi sisi positif di tengah-tengah pandemi global ini, walaupun efeknya hanya sementara.
“Kami tahu kami akan melihat perubahan komposisi atmosfer di banyak tempat selama karantina wilayah. Tapi aku belum pernah melihat nilai aerosol yang begitu rendah di Dataran Indo-Gangetic pada tahun ini,” ujar seorang ilmuwan Universities Space Research Association (USRA) di Pusat Penerbangan Antariksa Marshall NASA, Pawan Gupta melalui pernyataan, seperti yang dilansir dari Space, Rabu (22/4).