REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Semua manusia pasti pernah mengalami cobaan, ujian dan musibah. Namun, sebagai umat Islam harus yakin bahwa dibalik coban yang Allah SWT hadirkan itu pasti ada hikmahnya dengan syarat kita hadapi dengan kesabaran.
"Sabar adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan diri untuk menahan emosi, keinginannya, serta tidak mengeluh," kata Pimpinan Majelis Taklim dan Dzikir Baitul Muhibbin, Habib Abdurrahman Asad Al-Habsyi, melalui pesan hikmahnya, Rabu (22/4).
Habib Abdurrahman menuturkan, sabar dipandang sebagai sikap mulia dam indah yang mempunyai nilai dan mencerminkan kebaikan.
Menurut sudut pandang agama Islam, kesabaran meliputi ketekunan, ketabahan hati, menahan nafsu, mengendalikan diri. "Dan ini merupakan salah satu ciri ketakwaan kepada Allah SWT," katanya.
Sebagaimana diisyaratkan Allah SWT dalam Alquran surat Asy Syura ayat 43 yang artinya. "Akan tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." katanya.
Sebuah riwayat dari Ali bin Abi Thalib dinukilkan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya demikian:
وقال أمير المؤمنين علي بن أبي طالب رضي الله عنه: "الصَّبْرُ مِنَ الإِيمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الْجَسَدِ، فَإِذَا ذَهَبَ الصَّبْرُ ذَهَبَ الإِيمَانُ."
[ابن أبي شيبة، المصنف، حديث رقم: 31097)
Ali bin Abi Thalib RA berkata: “Sabar bagi keimanan laksana kepala dalam tubuh. Apabila kesabaran telah lenyap maka lenyap pulalah keimanan.”
"Yaa Robbanaa... Kuatkanlah Kami dalam Kesabaran," kata Habib Abdurrahman menutup pesan hikmahnya dengan doa.