REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) akan terus mengintensifkan rapid test di kabupaten/kota yang sedang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar yang juga Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Berli Hamdani.
Menurut Berli, rapid test masih berlangsung di lima wilayah Bodebek yang sudah menerapkan PSBB sejak tanggal 15 April - 28 Mei 2020. Begitu juga, di lima wilayah Bandung Raya yang menerapkan PSBB sejak Rabu (22/4) ini hingga 14 hari ke depan.
Menurut Berli, targetnya adalah 0,6 persen populasi di wilayah yang sedang menerapkan PSBB sehingga target jumlah warga Jabar yang akan di tes cepat ini akan terus bertambah. Diharapkan melampaui angka 71.451 pertanggal 20 April 2020.
Namun, Berli mengakui masih terdapat kendala dalam upaya menggelar rapid test di kota/kabupaten yang menerapkan PSBB. "Kita masih kekurangan alat untuk melakukan rapid test. Belum datang semua," ujar Berli.
Selain itu, kata Berli, persediaan alat untuk rapid test yang tersedia di Provinsi Jawa Barat sudah semakin menipis. Hingga saat ini, sebanyak 96 ribu alat rapid test sudah disebarkan ke 27 kabupaten /kota di Jawa Barat.
Terkait potensi penambahan jumlah kasus positif Covid-19 di Jabar seiring dengan digelarnya tes cepat, menurut Berli, tenaga kesehatan yang ada di Jabar sudah siap mengantisipasi lonjakan jumlah kasus positif Covid-19.
"Hanya saja, para tenaga kesehatan ini masih perlu dilengkapi APD yang sesuai standar WHO, sehingga merekapun terlindungi dari potensi terpapar virus, saat menangani mereka yang positif Covid-19," paparnya.
Berli mengatakan, kurangnya APD standar yang digunakan para nakes saat penanganan Covid-19, juga menjadi prioritas Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, untuk segera dilengkapi ketersediaannya.