REPUBLIKA.CO.ID, RABAT -- Penjara menjadi pusat penyebaran baru virus corona di Maroko, Selasa (21/4). Otoritas penjara melaporkan, sebanyak 68 orang yang sebagian besar staf telah terkonfirmasi positif Covid-19 di sebuah penjara di kota Ouarzazate, Maroko selatan.
Awal bulan ini, Maroko telah membebaskan 5.645 tahanan dengan beberapa di antaranya dalam kondisi kesehatan yang buruk. Langkah itu untuk membantu mengurangi risiko penyebaran virus corona di penjara-penjara, seperti yang terjadi di negara-negara lain.
Fasilitas penahanan Ouarzazate menemukan, setidaknya enam narapidana yang terinfeksi virus corona. Saat ini semuanya yang positif, baik staf atau narapidana, menjalani pengujian.
Maroko telah mengonfirmasi 3.186 kasus positif Covid-19, termasuk 144 kematian. Pemerintah pun telah memberlakukan lockdown untuk manahan kegiatan masyarakat di luar ruangan. Karantina juga telah diperpanjang hingga 20 Mei dengan peraturan pemakaian masker menjadi wajib di fasilitas publik.
Perdana Menteri Maroko, Saad-Eddine El Othmani mengatakan, peningkatan kasus masih terjadi, meskipun pembatasan kegiatan telah berjalan, Kondisi itu terjadi karena adanya transmisi dalam keluarga, pabrik, dan pusat komersial, seperti tetap bukanya restoran dan penjual makanan.