Rabu 22 Apr 2020 11:56 WIB

Sehat Jiwa Menurut Balkhi Sarjana Muslim Abad Pertengahan

Kesehatan jiwa menurut Balkhi sangat vital dalam diri manusia.

Kesehatan jiwa menurut Balkhi sangat vital dalam diri manusia. Ilustrasi zikir.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kesehatan jiwa menurut Balkhi sangat vital dalam diri manusia. Ilustrasi zikir.

REPUBLIKA.CO.ID, Berdasarkan catatan sejarah, teoriteori pengobatan dalam psikologi mulai berkembang antara abad kedelapan hingga ke-15, ketika dunia Islam mencapai puncak kejayaannya di bidang ilmu pengetahuan.

“Sarjana-sarjana Muslim pada masa itu tidak sekadar membuat teori tentang jiwa manusia, melainkan juga berusaha mencari cara untuk menyembuhkan berbagai gangguan mental,” tulis Martyn Shuttleworth, dalam artikelnya, Islamic Psychology. 

Baca Juga

Dalam kamus Islam, istilah ‘jiwa’ atau ‘kejiwaan’ memiliki beberapa padanan kata. Salah satu yang paling sering digunakan adalah an-nafs yang dianggap lebih mengacu kepada kualitas mental manusia dalam menjalani kehidupan, terutama dalam hal keagamaan.

A Vanzan Paladin dalam karya tulisnya, Ethics and Neurology in the Islamic World: Continuity and Change, mengungkapkan, dokter-dokter Muslim pada Abad Pertengahan mengembangkan praktik untuk mengobati pasien yang mengidap gangguan kejiwaan. 

Salah satu pencetusnya adalah ilmuwan asal Persia, Abu Zayd Ahmad ibn Sahl al-Balkhi (850 934).Al-Balkhi meyakini bahwa kebahagiaan jiwa seseorang memiliki hubungan yang erat dengan kesehatan jasmaninya. 

Dia berpendapat , jika jiwa mengalami sakit, maka tubuh tidak dapat menemukan rasa nyaman. Kondisi semacam itu pada akhirnya dapat berkembang menjadi penyakit fisik.

Al-Balkhi mengatakan, tubuh dan jiwa tidak sekadar merasakan sehat atau sakit, tetapi juga bisa mengalami kondisi seimbang atau tidak seimbang. Dia menulis, ketidakseimbangan dalam tubuh dapat menyebabkan demam, sakit kepala, dan berbagai penyakit fisik lainnya. Sementara, ketidakseimbangan jiwa dapat menyebabkan kemarahan, kecemasan, kesedihan, dan berbagai gejala buruk lainnya.

Al-Balkhi memaparkan, ada dua jenis gangguan jiwa. Yang pertama adalah gangguan yang muncul karena alasan-alasan tertentu, seperti mengalami kerugian dalam berdagang, kegagalan dalam menggapai cita-cita, dan sebagainya.

Menurutnya, gangguan jiwa, yang dalam bahasa modern dikenal dengan istilah depresi, ini dapat diobati secara psikologis. Sementara, jenis yang kedua adalah gangguan jiwa yang disebabkan oleh alasan-alasan yang tidak diketahui, yang bisa jadi muncul karena kondisi fisiologis yang tidak sehat. Untuk gangguan semacam ini, al-Balkhi menawarkan penyembuhan melalui pengobatan fisik.

 

 

 

 

 

 

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement