Rabu 22 Apr 2020 12:51 WIB

Warga Beijing Masih Memilih Tinggal di Rumah

Distrik Chaoyang di Beijing disebut sebagai wilayah risiko tinggi Covid-19

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
seorang lelaki memandangi sebuah toko yang tertutup di sebuah gedung perkantoran komersial di Beijing. Distrik Chaoyang di Beijing disebut sebagai wilayah risiko tinggi Covid-19. Ilustrasi.
Foto: AP/Andy Wong.
seorang lelaki memandangi sebuah toko yang tertutup di sebuah gedung perkantoran komersial di Beijing. Distrik Chaoyang di Beijing disebut sebagai wilayah risiko tinggi Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Sejumlah warga Beijing memilih tinggal di rumah setelah otoritas kesehatan di ibu kota China itu menetapkan Distrik Chaoyang sebagai wilayah berisiko tinggi epidemi Covid-19. Di wilayah setingkat kecamatan berpenduduk terpadat di Kota Beijing itu sebelumnya terdapat klaster baru wabah setelah empat anggota keluarga terpapar virus mematikan.

Seorang warga Chaoyang rencananya berlibur ke Guilin, daerah otonomi Guangxi di wilayah selatan China, saat musim libur Hari Buruh mulai 1 Mei. Tapi setelah mendengar kabar tersebut, perempuan berusia 30 tahun yang bekerja sebagai karyawan bank itu membatalkan rencananya, tulis China Daily, Rabu.

Baca Juga

Apalagi Komisi Kesehatan Guangxi pada Ahad (19/4) telah mengumumkan orang yang tinggal di Distrik Chaoyang, Beijing, dalam waktu 14 hari terakhir wajib tes asam nukleat. Sejak Chaoyang ditetapkan sebagai distrik berisiko tinggi epidemi, maka siapa pun yang baru kembali dari provinsi atau kota tetangga, seperti Provinsi Hebei dan Kota Tianjin, diwajibkan menjalani karantina terlebih dulu.

"Saya berusaha menghindari lewat Chaoyang saat pulang ke rumah," kata Li Lei, karyawan swasta yang bekerja di Distrik Dongcheng. Ia tinggal di Kota Langfang, Provinsi Hebei, yang berbatasan dengan Beijing.

Sesuai standar kesehatan nasional, daerah yang dalam waktu 14 hari terdapat 50 kasus Covid-19 dinyatakan sebagai wilayah berisiko tinggi. Keterangan ini disampaikan Deputi Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (CDC) Kota Beijing, Pang Xinghuo.

Pada 14 April, Beijing dilaporkan terdapat satu kasus impor yang kemudian menularkan kepada tiga anggota keluarganya. Kasus impor itu terjadi pada pelajar pria China yang baru pulang dari Miami, Florida, Amerika Serikat. Ketiga keluarganya di Chaoyang yang tertular dan positif Covid-19 adalah ibu, saudara pria, dan kakek.

Chaoyang merupakan distrik terluas di Beijing yang banyak juga dihuni warga negara asing. Di sana terdapat kantor perwakilan asing, termasuk Kedutaan Besar RI dan Bank Indonesia, serta kantor-kantor pemerintahan China dan pusat-pusat perbelanjaan terbesar.

Di Chaoyang juga banyak terdapat hotel dan kawasan komersial. Kondisi itu membuat distrik tersebut dikenal sebagai distrik termahal di China.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement