Rabu 22 Apr 2020 13:46 WIB

Stafsus Mundur, Demokrat: Pelajaran Berharga Bagi Milenial

Pengelola negara tidak sebatas keren-kerenan, tetapi juga perlu pengalaman.

Rep: Ali Mansur / Red: Agus Yulianto
Anggota Badan Urusan Rumah  Tangga (BURT) DPR Sartono Hutomo saat melakukan pertemuan dengan jajaran  pemerintah daerah, akademisi, tokoh masyarakat,di Kantor Gubernur Sumatera  Barat
Foto: DPR RI
Anggota Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR Sartono Hutomo saat melakukan pertemuan dengan jajaran pemerintah daerah, akademisi, tokoh masyarakat,di Kantor Gubernur Sumatera Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Ruangguru Adamas Belva Syah Devara mengundurkan diri dari posisinya sebagai staf khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pengunduran diri itu terjadi setelah keterlibatan Ruangguru dalam program Kartu Prakerja menuai kontroversi. Peristiwa ini dianggap sebagai pelajaran berharga bagi kaum milenial.

"Ada suasana batin yang perlu kita pahami. Saudara Belva Deva masih muda, tentu ini akan menjadi pelajaran berharga bagi kaum milenial. Bahwa mengelola negara tidak sebatas keren-kerenan, tetapi juga perlu pengalaman secara mendalam, perlu kehati-hatian yang tinggi," ujar politikus Partai Demokrat, Sartono Hutomo, Rabu (22/4).

Apalagi, Sartono menegaskan, Indonesia adalah negara hukum, aspek utama yang menjadi perhatian masyarakat terkait MoU Ruangguru dengan pemerintah. Dalam hal ini, pelatihan calon penerima Kartu Prakerja perlu dibuka secara transparan. 

"Agar tidak menimbulkan masalah hukum di kemudian hari serta menjaga rasa keadilan dalam masyarakat kita," ujar Kepala Departemen Perekonomian Nasional DPP Partai Demokrat tersebut.