REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS - Pertemuan para pemimpin Uni Eropa (UE) melalui videocall pada Kamis (23/4) diperkirakan tidak akan membuat keputusan akhir tentang cara tepat untuk membiayai pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi virus corona. Hal ini diungkapkan para diplomat dan pejabat Uni Eropa kepada Reuters.
Selama diskusi persiapan dengan utusan nasional Uni Eropa pada Senin (20/4), para eksekutif Uni Eropa memperkirakan wabah global Covid-19 dapat menghilangkan sepersepuluh dari hasil ekonomi benua Eropa. Komisi Eksekutif Uni Eropa mengatakan kepada utusan dari 27 negara anggota UE bahwa mereka ingin membiayai dana pemulihan baru melalui peningkatan yang disebut "ruang utama" dalam anggaran bersama UE berikutnya, kata beberapa narasumber UE pada Selasa.
Para narasumber berpartisipasi dalam diskusi para pemimpin Uni Eropa yang berlangsung secara tertutup atau mereka diberi pengarahan tentang isi diskusi tersebut. Sementara anggaran bersama UE mencakup 2021-2027, Komisi Eropa akan meminta peningkatan sementara jaminan oleh negara-negara anggota untuk "sumber daya" anggaran Uni Eropa untuk 2021-2022.
Dengan demikian, "ruang utama" dalam anggaran bersama UE dapat memungkinkan eksekutif Komisi Eropa yang berbasis di Brussels untuk mengumpulkan lebih banyak dana. Negara-negara seperti Austria, Jerman, Belanda dan Swedia yang merupakan bagian dari Eropa utara yang konservatif secara fiskal sejauh ini tegas menentang segala bentuk mutualisasi utang di Uni Eropa. Pada pertemuan itu mereka mengatakan bahwa dana pemulihan ekonomi akibat Covid-19 harus bersifat sementara.