REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Laboratorium Amerika Serikat (AS) Quest Diagnostics Inc, pada Selasa (21/4), mengatakan, mulai melakukan pengujian menggunakan sampel darah untuk mendeteksi antibodi COVID-19. Pihaknya berharap mampu meningkatkan kapasitas dalam beberapa pekan mendatang.
"Seperti yang telah disebut FDA, uji antibodi berpotensi membantu para profesional kesehatan mengidentifikasi orang-orang yang terpapar COVID-19, dan yang telah memperlihatkan respons imunitas," kata Kepala Staf Medis, Jay G Wohlgemuth, dikutip reuters, Rabu (22/4).
Quest mengatakan pihaknya sedang menggunakan pengujian yang dilakukan oleh Abbott Laboratories dan Euroimmun PerkinElmer Inc. Pengujian keduanya menggunakan spesimen serum darah untuk menemukan keberadaan antibodi immunoglobulin class G (IgG). Respons antibodi IgG biasanya berkembang hingga 14 hari setelah gejala muncul.
Tes antibodi dianggap sebagai cara baru yang potensial dalam perang mencegah infeksi. Hal ini juga memberikan peluang untuk mengembalikan perekonomian. Pasalnya, tes ini akan mengidentifikasi orang-orang yang mungkin memiliki imunitas terhadap virus dan dapat melanjutkan pekerjaan mereka.
Quest berharap dapat menambah pengujian hingga sekitar 150.000 tes dalam sehari mulai awal Mei. Saat ini, pihaknya bisa melakukan hampir 70.000 tes per hari hingga akhir pekan ini. Quest menuturkan pihaknya akan melaporkan hasil tes dalam satu hingga dua hari setelah mengumpulkan spesimen.