REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) sedang menyiapkan dana bantuan untuk Yaman menangani penyebaran Covid-19. Namun, bantuan tersebut tak akan disalurkan melalui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Kami mencoba mendapatkan dana untuk Yaman untuk penanggulangan Covid-19. Kami memiliki tahapan yang sedang berlangsung yang diharapkan akan memungkinkannya," kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, Selasa (21/4).
Menurut dia, hal itu akan menjadi kontribusi yang substansial. Namun bantuan tak disalurkan melalui WHO. AS diketahui telah menghentikan pendanaan untuk WHO karena dianggap salah mengelola dan menutupi krisis Covid-19. "Jadi kita mungkin harus mencari jalan alternatif," katanya.
Menurut lembar fakta U.S. Agency for International Development, AS menjanjikan sekitar 27 juta dolar untuk Yaman hingga tahun fiskal 30 September 2019. Dana tersebut untuk pekerjaan kesehatan dan gizi oleh WHO di Yaman.
Pada Kamis pekan lalu, kepala bantuan PBB untuk Yaman Mark Lowcock mengatakan ahli epidemiologi telah memperingatkan Covid-19 di Yaman dapat menyebar lebih cepat dan luas. Konsekuensinya lebih mematikan daripada di negara lain.
Dia menyebut tiga perempat dari program-program utama PBB akan mulai ditutup dalam beberapa pekan mendatang jika tak dapat mengamankan dana tambahan. "Orang-orang yang jatuh sakit cenderung menemukan lebih sedikit klinik untuk membantu mereka. WHO memperkirakan bahwa 80 persen layanan kesehatan yang diberikan melalui respons dapat berhenti pada akhir April," ucapnya.
Yaman telah dibekap konflik sejak 2014. Sekitar 80 persen populasi di sana atau 24 juta jiwa membutuhkan bantuan kemanusiaan.