REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Masjid Indonesia (DMI) menganjurkan masjid-masjid untuk melakukan dakwah secara daring atau online saat Ramadhan di tengah pandemi virus corona atau Covid-19. DMI juga memuji Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS) yang menggelar acara Ngabuburit Ramadhan Online.
Wakil Ketua Umum DMI, Syafruddin mengatakan, yang dilakukan Masjid Nasional Al Akbar Surabaya sesuai dengan instruksi dan maksud pemerintah untuk menjaga jarak fisik dan jarak sosial. Selama ini masjid-masjid sudah menjaga jarak fisik dan jarak sosial sehingga tidak ada lagi orang berkumpul di masjid.
"Di masjid Istiqlal juga tidak menyelenggarakan shalat jumat dan taraweh nanti, itu (yang dilakukan Masjid Nasional Al Akbar Surabaya) inovasi yang bagus," kata Syafruddin kepada Republika di kantor DMI Pusat, Rabu (22/4).
Ia mengaku banyak ustaz dan dai telah berdiskusi dengan dirinya menggunakan teknologi digital dan internet. DMI juga sudah melakukan rapat dengan seluruh pengurus masjid di daerah melalui video conference pekan lalu.
DMI menyampaikan kepada pengurus masjid agar mempersiapkan diri sesuai kemampuan masing-masing untuk melakukan dakwah online dengan memanfaatkan teknologi. DMI juga menyampaikan yang membuat fatwa untuk tidak melaksanakan shalat berjamaah saat pandemi Covid-19 adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan DMI menerapkannya.
Syafruddin juga menanggapi bila masih ada masjid melaksanakan shalat taraweh berjamaah di tengah pandemi Covid-19. "Kita harapkan tidak, saya rasa semua sadar sekarang, masyarakat semakin hari semakin mengerti tentang penyakit (Covid-19) ini, persebaran virus ini tak memilih orang," ujarnya.
Ia menyampaikan, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi saja dibatasi untuk menghindari penyebaran virus corona. Kabah adalah pusat umat Islam melaksanakan ibadah dijaga saat pandemi Covid-19. "Kita ikut saja, ini semua ujian dari Allah, Allah memberi ujian, Allah yang akan mengangkat (hujian ini)," katanya.