Rabu 22 Apr 2020 17:16 WIB

Masjid Sunda Kelapa Islamkan 19 Ribu Orang

Sejak 2003, Masjid Sunda Kelapa fokus pada pembinaan mualaf.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ani Nursalikah
Masjid Sunda Kelapa Islamkan 19 Ribu Orang. Seorang jamaah membaca Alquran seusai shalat di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Masjid Sunda Kelapa Islamkan 19 Ribu Orang. Seorang jamaah membaca Alquran seusai shalat di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta mempunyai program sertifikasi bagi mualaf sejak 1983. Hingga tahun ini, diperkirakan ada sekitar 19 ribu mualaf yang mengucapkan dua kalimat syahadat di masjid tersebut.

Sekretaris Dewan Pengurus Masjid Sunda Kelapa, Ismed Hasan Putranto menjelaskan mulanya Masjid Sunda Kelapa hanya mengislamkan orang yang ingin masuk Islam saja. Mereka datang dan dibimbing membaca kalimat syahadat. Tapi sejak 2003, masjid mulai fokus pada pembinaan mualaf.

Baca Juga

"Sebanyak 19 ribu lebih mualaf tercatat sejak Sunda Kelapa berdiri. Kita tiap hari ada pembinaan dengan ustadz yang siaga membantu pendalaman Islam," kata Ismed pada Republika.co.id, Rabu (22/4).

Bagi yang memproklamirkan diri sebagai Muslim di Masjid Sunda Kelapa akan mendapat sertifikat. Nantinya, sertifikat ini digunakan mengubah kolom agama di KTP.

"Sertifikat masuk Islam ada juga kami keluarkan buat yang mualaf disini," ujar Ismed.

Dari Senin hingga Jumat, Masjid Sunda Kelapa membuka pembinaan mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00 WIB. Ada beberapa materi yang diberikan kepada mualaf, seperti aqidah, syariat, ibadah, rukun iman, rukun Islam, dan larangan dalam Islam.

"Tidak kami lepas, mereka kami bina terus secara kontinu. Biasanya mualaf tiap seminggu sekali juga ada pertemuan diantara mereka sendiri bikin pengajian, mereka ada komunitasnya," ujar Ismed.

Masjid Sunda Kelapa menyadari mualaf kerap bermasalah dalam tempat tinggal setelah diusir keluarga. Pengurus masjid tetap berupaya membantu mualaf menemukan tempat bernaung sementara.

Ismed berharap makin banyak jamaah yang membuka pintu bagi mualaf. Sebab sesama Muslim ialah bersaudara, termasuk mualaf.

"Boleh tinggal beberapa hari di masjid, tapi kalau lama tidak bisa. Kami bantu carikan keluarga yang siap tampung dari jamaah lain," ucap Ismed.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement