Rabu 22 Apr 2020 17:37 WIB

27 Warga Papua Isolasi Mandiri di Batang Sebelum Pulang

Para pemudik asal Papua yang bekerja di sektor pariwisata jalani karantina di Batang.

Sejumlah warga Batang perantau dari Papua melakukan karantina di Villa Karantina (Gedung Pramuka) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (22/4/2020). Sebanyak 27 pemudik perantau warga Batang yang merantau dari Papua diwajibkan untuk melakukan karantina untuk menghindari penyebaran wabah virus Corona (COVID-19)
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Sejumlah warga Batang perantau dari Papua melakukan karantina di Villa Karantina (Gedung Pramuka) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (22/4/2020). Sebanyak 27 pemudik perantau warga Batang yang merantau dari Papua diwajibkan untuk melakukan karantina untuk menghindari penyebaran wabah virus Corona (COVID-19)

REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Sebanyak 27 warga asal Papua menjalani isolasi mandiri di Gedung Pramuka, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, sebelum mereka pulang ke rumahnya masing-masing.

Bupati Batang Wihaji di Batang, Rabu, mengatakan bahwa puluhan pemudik asal Papua yang bekerja di sektor pariwisata itu sampai di Batang, pada Rabu (22/4) pagi ini langsung dibawa ke ruang vila mandiri untuk menjalani karantina selama 14 hari.

"Saya sempat tanya pada mereka, mau tidak dikarantina selama 14 hari, dan dijawab mau. Selanjutnya saya tanya lagi betah tidak, lalu dijawab betah, tetapi mereka minta ada fasilitas jaringan wifi di vila mandiri," katanya.

Bupati Wihaji yang mendapat permintaan tersebut pun menyanggupi memberikan fasilitas jaringan internet wifi, bahkan ditambah perangkat olahraga seperti papan catur, bola, dan raket.

"Nanti, kita pasang jaringan internet wifi. Yang penting, mereka sadar ikut mengantisipasi penyebaran virus corona," katanya di hadapan para penghuni vila mandiri.

Ia menyampaikan apresiasinya pada para perantau yang mau dikarantina selama 14 hari meski mereka sudah merindukan dapat bertemu dengan keluarganya.

"Saya salut (pemudik) mau diisolasi karena mereka sayang keluarga dan masyarakat sebagai upaya memutus mata rantai virus corona," katanya.

Ia mengatakan vila mandiri tersebut mampu menampung sekitar 50 orang mereka yang saat ini menjalani karantina di tempat itu masih leluasa untuk kegiatan lainnya seperti tempat olahraga.

"Saya memahami para pemudik ini bukan dipenjara tetapi di ruang vila mandiri. Oleh karena itu, kami siap memfasilitasi permintaan mereka untuk dipasang jaringan wifi, selain kita mencukupi kebutuhan untuk makan tiga kali sehari," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement