REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Sebagian masyarakat di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dalam berbelanja untuk kebutuhan dapur mulai memaksimalkan sistem dalam jaringan atau internet. "Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk tidak keluar rumah, meski untuk keperluan dapur, sebagai salah satu upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona atau Covid-19," kata Ummi Mukhbita, di Banjarmasin, Rabu (22/4).
Selain berupaya untuk meminimalisir keluar rumah, juga sebagai bentuk ketaatan kepada pemerintah, karena di Kota Banjarmasin juga segera diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Agar keperluan dapur atau masak memasak tetap terpenuhi, dia selalu memesan semua barang yang dibutuhkan kepada pedagang melalui daring.
Selain lebih aman, lebih tenang dan di hati tidak was-was, harga yang ditawarkan pedagang relatif terjangkau. Dan bahkan hampir tidak ada bedanya dengan harga di pasaran harian. "Misalkan telor ayam ras, di pasar kami membeli seharga Rp 25 ribu per kilo, melalui daring juga sama Rp 25 ribu per kilogram, gula putih Rp 19 ribu per kg," terangnya.
Seorang pedagang sembilan bahan pokok, Mang Ojo, mengaku siap melayani semua kebutuhan dapur yang diperlukan masyarakat. Ia mengaku tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan, untuk mendapatkan untung sebanyak-banyaknya dari pelangganya yang menggunakan jasanya. "Alhamdulillah saat ini omzet jualan meningkat drastis, kami sering kehabisan barang, terutama untuk keperluan dapur, karena permintaan naik dari sebelumnya," kata Ojo dengan tidak menyebutkan secara rinci omzet jualannya.
Ojo mengaku mendatangkan barang kebutuhan sehari-hari misalnya telur itik dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), dan Kabupaten Tanah Laut, Banjar. Belum lagi dengan barang-barang yang lainnya, hampir sebagian besar didatangkan dari luar daerah.