REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wabah virus Corona atau Covid-19 yang tengah melanda seantero bumi, harus menjadi pelajaran berharga bagi umat manusia. Salah satunya adalah mengubah paradima pembangunan yang selama ini hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi. Krisis yang saat ini terjadi akibat Covid-19 adalah menjadi bukti pembangunan tersebut tidak berhasil.
"Sehingga ketika terjadi pandemi dan krisis kesehatan yang terjadi di dunia, maka ukuran-ukuran soal pertumbuhan itu menjadi rontok semua," tegas Manager Kampanye Iklim Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Yuyun Harmono, saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (22/4).
Oleh karena itu, menurut Yuyun, yang paling utama adalah keselamatan manusia itu harus selaras dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan, dalam hal ini adalah bumi secara keseluruhan. Sehingga, penting untuk men-highlight bahwa semua krisis yang terjadi juga berkorelasi dengan hubungan manusia dan alamnya.
"Paradigma-paradigma pembangunan harus mulai diperbaharui. Apalagi setelah krisis pandemi dan krisis kesehatan ini, keselamatan dan kesejahteraan manusia tidak semata-mata ukuran ekonomi atau pertumbuhan ekonomi dan seterusnya," kritik Yuyun.
Selanjutnya, rumus dalam menghadapi ancaman krisis iklim sama dengan cara menghadapi krisis kesehatan atau pandemi. Di antaranya adalah penguatan social security atau jaminan kesehatan, juga jaminan sosial. Tidak kalah pentingnya adalah menyelaraskan kebijakan pemerintah secara struktural dan perubahan perilaku individu untuk kembali lagi selaras dengan alam.
Kemudian, sambung Yuyun, mengubah paradigma pembangunan ekonomi, bukan lagi soal pembangunan infrastruktur berskala besar, seperti jalan tol dan ibukota baru. Tetapi infrastruktur-infrastruktur dasar, misalnya soal kebutuhan air bersih.
"Sehingga, dalam menghadapi pandemi ini, orang tidak lagi bingung mencari hand sanitizer, karena sebenarnya mereka cuma butuh air bersih dan itu terjamin bagi semua masyarakat," tegas Yuyun.