Kamis 23 Apr 2020 05:52 WIB

Kemenaker Minta Pengusaha Jadikan PHK Opsi Terakhir

Kemenaker mendorong pengusaha menyesuaikan diri dengan dampak wabah tanpa PHK.

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah
Foto: istimewa
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) terus meminta kepada para pengusaha atau perusahaan untuk menjadikan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai pilihan terakhir dalam mengatasi dampak ekonomi akibat wabah Covid-19. Ada banyak alternatif yang bisa dilakukan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan dampak wabah tanpa harus melakukan PHK pekerja atau buruh.

"Jadi masih banyak alternatif yang bisa diupayakan (selain melakukan PHK)," kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dalam sesi diskusi secara daring di Jakarta, Rabu (22/4).

Baca Juga

Upaya itu bisa dilakukan dengan mengurangi upah atau fasilitas pekerja tingkat atasnya, mengurangi shift kerja, membatasi atau mengurangi jam kerja dan hari kerja. Selain itu, perusahaan juga bisa menghapus kerja lembur, meliburkan atau merumahkan pekerja secara bergilir kemudian bisa juga memberikan pensiun bagi yang sudah memenuhi syarat.

Kemenaker menyadari bawah wabah Covid-19 tidak hanya berdampak terhadap para pekerja yang terkena PHK atau dirumahkan, tetapi juga para pengusaha. Untuk itu, Kemenaker terus melakukan koordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan di daerah untuk melakukan pemantauan pendataan serta pendampingan terhadap perusahaan yang mengalami permasalahan ketenagakerjaan selama pandemi Covid-19.

Kemudian, pemerintah juga mengupayakan pemulihan ekonomi melalui pemberian stimulus ekonomi, insentif pajak, relaksasi pemenuhan kewajiban utang perusahaan dan kemudahan impor bahan baku atau industri. Selain itu, pemerintah juga mengupayakan peningkatan program perlindungan sosial guna meringankan beban ekonomi masyarakat, khususnya kepada pekerja yang terkena dampak PHK, termasuk yang dirumahkan.

"Kemudian (ada juga) percepatan pelaksanaan program Kartu Prakerja. Jadi pemerintah tidak hanya melihat dampak itu terhadap pekerjanya tetapi juga terhadap pengusahanya pun dilakukan treatment oleh pemerintah," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement