REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lalu lintas atau trafik penerbangan dan penumpang menurun sebagai dampak dari kondisi pandemi virus corona. Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) Muhammad Awaluddin saat ini memasang strategi dengan menjalani fase business survival dalam merespons tantangan pandemi global Covid-19.
"Fase business survival sendiri merupakan langkah pertama sebelum perseroan beranjak ke fase business recovery, lalu lanjut ke fase business sustainability," kata Awaluddin, Kamis (23/4).
Awaluddin menjelaskan ketiga fase tersebut merupakan bagian dari strategi mitigasi risiko business continuity management yang ditetapkan AP II. Menurutnya, fase business survival tersebut menjadi tujuan perusahaan dalam melindungi tenaga kerja, optimalisasi arus kas, dan menjaga kinerja keuangan.
“Tujuan itu antara lain dapat kami capai dengan berbagai penghematan keuangan yaitu mengurangi biaya operasional, melakukan efisiensi pos pengeluaran, dan menghapus biaya nonproduktif," jelas Awlauddin.
Awaluddin mengatakan penghematan biaya operasional sudah berjalan dengan menyesuaikan pola operasional bandara. Beberapa diantaranya seperti mengurangi penggunaan fasilitas nonprioritas karena frekuensi penerbangan di 19 bandara juga mengalami penurunan.
Pada Januari 2020, kata Awaluddin, rata-rata penerbangan masih sekitar 2.169 penerbangan per hari. Hanya saja, pada bulan ini hingga 21 April 2020 rata-rata penerbangan turun menjadi 650 penerbangan per hari.
"Penyesuaian pola operasional ini dapat menghemat biaya operasional sebesar 25 persen hingga 30 persen," tutut Awaluddin.
Selain menghemat biaya, Awaluddin mengatakan juga dapat mendukung aspek kesehatan bagi para pekerja. Dengan begitu, AP II dapat menerapkan konsep kerja dari rumah, sistem roster, split team, dan split project.
“Berbagai penghematan yang dilakukan saat ini kami sebut dengan cost leadership dan dapat mendukung kekuatan kas atau cash position dari perseroan," ungkap Awaluddin.