REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup Modalku telah memperoleh pendanaan Seri C sebesar 40 juta dolar AS atau sekitar Rp 625 miliar dari investor-investor terdahulu yang telah bergabung serta investor baru. Dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan inklusi keuangan khususnya menjangkau lebih banyak UMKM di Indonesia.
Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan Grup Modalku telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp 14 triliun kepada UMKM di Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Modalku di Indonesia menyumbang sekitar 60 persen dari total penyaluran pinjaman.
“Di tengah pandemi global ini, kami sangat bersyukur mendapatkan kepercayaan dari para investor untuk mengembangkan perusahaan. Sebelumnya kami juga dipercaya untuk bisa bekerja sama dengan beberapa perusahaan seperti bank BCA dan BPJS Kesehatan,” ujarnya dalam keterangan tulis di Jakarta, Kamis (23/4).
Menurutnya salah satu pengalokasian pendanaan ini akan digunakan untuk mendukung UMKM yang saat ini terdampak virus corona melalui opsi restrukturisasi serta meningkatkan inovasi ke sektor-sektor yang sedang membutuhkan seperti sektor kesehatan. Modalku telah menerapkan dua pendekatan dalam menerapkan restrukturisasi, yaitu proaktif Modalku menawarkan skema restrukturisasi kredit sesuai dengan kondisi performa bisnis UMKM secara berkala, dan kolaboratif.
“Modalku mengakomodasi skema pembayaran yang diajukan peminjam. Perdagangan eceran menjadi sektor bisnis yang cukup terkena dampak Covid-19. Namun sampai saat ini, masih kurang dari satu persen peminjam aktif di Modalku yang mengajukan restrukturisasi,” ucapnya.
Pendanaan Seri C ini juga turut mendukung Modalku untuk terus berinovasi dalam meningkatkan user experience dan manfaat dari pengguna Modalku, baik dari sisi peminjam maupun pemberi pinjaman. Sebagai langkah untuk meningkatkan kepercayaan terutama di kondisi ini, Modalku secara aktif mengkomunikasikan penyesuaian yang dilakukan terhadap pinjaman yang didanai oleh pemberi pinjaman tertentu.
“Penyesuaian tersebut akan berpengaruh terhadap portofolio pemberi pinjaman, seperti waktu dan jumlah pinjaman yang akan dikembalikan. Modalku akan berusaha mengambil langkah-langkah solutif agar pemberi pinjaman terhindar dari dampak Covid-19,” ucapnya.
Pada kondisi ini, Modalku masih menunjukkan portofolio yang cukup baik, dimana tingkat gagal bayar (NPL) Modalku di Indonesia berada pada angka 0,8 persen dari jumlah penyaluran pinjaman di Indonesia.
Co-Founder & COO Modalku Iwan Kurniawan menambahkan tingkat NPL Modalku di Indonesia masih bisa dikendalikan karena kondisi ini pun masih terdapat sektor bisnis yang bisa bertumbuh dan membutuhkan pendanaan.
“UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, kami akan terus memantau kondisi ekonomi Indonesia dan global agar pendanaan ini bisa dimanfaatkan secara maksimal sesuai visi Modalku,” ucapnya.
Modalku menyediakan layanan peer-to-peer (P2P) lending, di mana peminjam (UMKM yang berpotensi) bisa mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa agunan hingga Rp 2 miliar yang didanai oleh pemberi pinjaman platform (individu atau institusi yang mencari alternatif investasi) melalui pasar digital. Selain di Indonesia, Modalku juga beroperasi di Singapura dan Malaysia dengan nama Funding Societies.