REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM — Aktivis lingkungan asal Swedia Greta Thunberg mengatakan pandemi Covid-19 memberi kesempatan kepada negara-negara untuk memilih jalur baru. Menurutnya, wabah tersebut menunjukkan perlunya pemikiran jangka panjang.
“Apakah kita suka bukan dunia telah berubah, ia terlihat berbeda dari yang terjadi beberapa bulan lalu dan mungkin tidak akan terlihat sama lagi dan kita harus memilih jalan baru ke depan,” kata Thunberg pada acara peringatan Hari Bumi 2020, Rabu (22/4).
Menurut dia, pandemi Covid-19 telah memperlihatkan bahwa satu virus dapat menghancurkan perekonomian dalam hitungan pekan. “Itu menunjukkan kita tidak berpikir jangka panjang dan kita tidak memperhitungkan risiko ini,” ujarnya.
Thunberg menilai krisis saat ini menggarisbawahi pentingnya sains dalam memerangi ancaman terhadap kemanusiaan. “Dalam krisis, Anda mengesampingkan perbedaan Anda, Anda bertindak, Anda keluar ke hal yang tidak diketahui dan mengambil keputusan yang mungkin tidak masuk akal saat ini, tapi dalam jangka panjang mungkin diperlukan untuk kesejahteraan kita bersama,” ucapnya.
Pada Maret lalu, Thunberg mengatakan bahwa dia mungkin telah terinfeksi Covid-19 setelah melakukan perjalanan ke negara-negara yang terjangkit. Meskipun, gejalanya ringan dan dia belum diuji virus corona.
Thunberg mulai dikenal dunia pada usia 15 tahun. Setiap Jumat, dia bolos sekolah dan melakukan aksi di depan gedung parlemen Swedia untuk memprotes soal emisi karbon.
Greta melakukan aksinya sendirian. Aksinya kemudian menginspirasi jutaan anak-anak dan remaja di seluruh dunia untuk melakukan hal serupa. Mereka bolos sekolah dan menyuarakan tentang bahayanya perubahan iklim. Aksi global tersebut dikenal dengan Friday for the Future.