REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Barata Indonesia (Persero) terus meningkatkan peran sebagai BUMN Industri Manufaktur dengan memberikan kontribusi terbaik melalui ekspor produk untuk menambah devisa negara di tengah pandemi Corona.
Direktur Utama Barata Indonesia Fajar Harry Sampurno mengatakan Barata Indonesia kembali melakukan ekspor komponen pembangkit listrik dengan tujuan negara ekspor yakni Armenia pada Senin (20/4).
"Kali ini Barata Indonesia melakukan ekspor komponen Steam Turbine Condenser serta Combustion Chamber yang akan digunakan di proyek Yerevan -2 Combine Cycle Power Plant di Armenia," ujar Fajar dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Kamis (23/4).
Fajar menjelaskan, untuk komponen pembangkit listrik kali ini, Pabrik Komponen Turbin-Divisi Pembangkit yang terletak di Cilegon membutuhkan waktu 17 ribu jam atau sekira delapan bulan dalam menyelesaikan pesanan tersebut.
"Saat ini produk telah siap untuk dikapalkan ke Armenia," ucap Fajar.
Fajar mengatakan ekspor produk komponen pembangkit listrik ini semakin mengukuhkan kompetensi Barata Indonesia di bidang pembangkit listrik. Ia berharap perusahaan lokal tanah air juga ikut menggunakan produk komponen pembangkit listrik yang diproduksi perusahaan manufaktur lokal. Kata Fajar, dari sisi kualitas, cara kerja, dan desain, SDM Indonesia sudah sangat mumpuni dan sanggup untuk mengerjakan.
"Saya berharap produk dari Barata dapat digunakan industri dalam negeri, terutama BUMN sebagai bagian dari sinergi BUMN dan saling menguatkan satu sama lain. Kualitas produk yang dihasilkan Barata tidak perlu diragukan lagi," kata Fajar.
Fajar mengungkapkan proyek Yerevan-2 adalah proyek 250 MW combined-cycle power project yang dibangun di lokasi pembangkit Yerevan-1 yang terletak 10 km ke arah selatan kota Yerevan, Armenia. Proyek ini merupakan proyek Independent Power Plant (IPP) pertama di negara Armenia.
Pembangkit Yerevan-2 yang dibangun dan dioperasikan oleh ArmPower akan beroperasi selama 25 tahun. ArmPower merupakan sebuah perusahaan patungan antara perusahaan asal Italia Renco and Simest dengan kepemilikan saham 60 persen dan Siemens Project Venture dengan kepemilikan saham 40 persen.
Fajar menyampaikan ekspor ini bukan ekspor komponen pembangkit listrik yang pertama bagi Barata Indonesia. Sebelumnya, Barata Indonesia juga telah melakukan ekspor ke berbagai negara seperti Australia dan Rusia.
Kata dia, Barata juga telah melakukan ekspor komponen pembangkit listrik ke berbagai negara seperti Condenser & LP Outer Casing (Brasil, Argentina, dan Pakistan), Komponen Blade Ring (Panama, Argentina, Brazil, dan Pakistan), Inner Casting (Bangladesh), serta Combustion Chamber (Taiwan).