REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Alat uji test kit berbasis polymerase chain reaction (PCR) untuk mendiagnosis Covid-19 yang dibuat perusahaan dalam negeri, kini memasuki tahap uji coba dan siap untuk diproduksi.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan alat uji PCR tersebut merupakan hasil pengembangan dari Kementerian Riset, Teknologi, melalui Badan Penerapan Pengkajian Teknologi (BPPT) dengan melibatkan beberapa perguruan tinggi.
"Saat ini prosesnya telah memasuki uji coba pertama untuk produksi,” kata Wiku, Kamis (23/4).
Alat uji PCR dikenal sebagai sarana dengan standar yang cukup akurat dalam mendiagnosis infeksi virus corona. Teknologi ini digunakan untuk mendeteksi virus penyebab penyebaran virus corona jenis baru itu dengan memeriksa sampel genetika yang diambil dari rongga hidung atau mulut pasien (swab).
Wiku menjelaskan sebelum pengembangan oleh BPPT ini, Indonesia memang harus mengimpor alat PCR.
"Untuk mengakselerasi, pemerintah Indonesia masih menggunakan reagen impor untuk memenuhi kebutuhan dalam pemeriksaan," katanya.
Sebelumnya, Menristek dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro menjelaskan PCR buatan lokal ini digunakan untuk mengetes keberadaan virus corona varian transmisi lokal. Seperti virus lain, katanya, corona dapat bermutasi dan memperbanyak diri.
“Mudah-mudahan bulan depan (Mei) sudah bisa dimulai produksi pertama,” kata Bambang usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo mengenai optimalisasi industri dalam negeri untuk penanganan Covid-19 melalui konferensi video, Rabu (15/4).
Menurut Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, jumlah kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia hingga Rabu (22/4) mencapai 7.418 kasus. Dari angka itu, sebanyak 913 pasien dinyatakan sembuh, dan 635 pasien meninggal dunia.