Kamis 23 Apr 2020 17:17 WIB

Per Kamis, Jumlah Pasien Sembuh Covid-19 Capai 960 Orang

Total pasien yang terinfeksi Covid-19 mencapai 7.775 orang.

Rep: Mabruroh/ Red: Friska Yolandha
Juru bicara pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan jumlah pasien positif Covid-19 pada Kamis (23/4) pukul 12.00 WIB bertambah sebanyak 357 orang. Total pasien sembuh mencapai 960 orang.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Juru bicara pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan jumlah pasien positif Covid-19 pada Kamis (23/4) pukul 12.00 WIB bertambah sebanyak 357 orang. Total pasien sembuh mencapai 960 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan jumlah pasien positif Covid-19 pada Kamis (23/4) pukul 12.00 WIB bertambah sebanyak 357 orang. Sehingga jumlah total pasien covid-29 menjadi 7.775 orang. 

"Penanbahan kasus positif hari ini sebanyak 357 orang sehingga jumlah total menjadi 7.755 orang," ujar Yuri dalam sebuah konferensi pers melalui media sosial You Tube BNPB, ada Kamis (23/4).

Yuri melanjutkan, untuk pasien sembuh hari ini bertambah 47 orang sehingga total pasien yang sembuh dari Covid-19 menjadi 960 orang. Mereka yang dinyatakan sembuh tersebut, di antaranya 326 orang di DKI Jakarta, 112 orang di Jawa Timur, 87 orang di Jawa Barat, 80 orang di Sulawesi Selatan dan 55 orang di Bali.

"Untuk kasus meninggal (hari ini) bertambah 12 orang sehingga total (neninggal karena Covid-19) menjadi 647 orang," tuturnya.

Yuri menambahkan, bahwa tim Gugus Tugas Covid-19 juga terus melakukan pendataan pasien-pasien ODP dan PDP. Pemantauan terhadap ODP 195.948 orang dan sebagian besar sudah selesai dipantau dan dalam kondisi sudah sedangkan PDP berjumlah 18.283 orang.

Menurutnya, keberhasilan upaya penanganan covid-19 sangat tergantung pada peran serta masyarakat, kerja sama seluruh perangkat RT RW, Desa, sampai dengan pelaksanaan isolasi baik mendiri atau kelompok, dab kepatuhan dalam mengikuti PSBB. 

"Upaya ini akan terus dIperkuat dengan melakukan penelusuran terhadao kontak dekat yang dilakukam otoritas dinas kesehatan setempat yang dibantu aparat pemerintah setempat serta pengujian sampel secara masif," jelasnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement