REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Jumlah pasien positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Nusa Tenggara Barat bertambah 38 orang sehingga total penderita di provinsi itu menjadi 153 orang pada Kamis (23/4).
"Dari 120 sampel yang telah diperiksa menunjuklan hasil 80 sampel negatif, 2 pasien sampel ulangan positif, dan 38 sampel kasus baru positif Covid-19," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB yang juga Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Covid-19 NTB, H Lalu Gita Ariadi.
Ia menjelaskan, lonjakan kasus terbanyak positif baru Covid-19 terdapat di Kabupaten Dompu dengan 23 orang, disusul Kota Mataram 9 orang, Kemudian Lombok Barat 5 orang, dan Kabupaten Sumbawa 1 orang.
"Hampir semua 38 kasus baru Covid-19 berasal dari klaster Gowa, Sulawesi Selatan. Semua pasien yang positif dalam kondisi baik dan dirawat serta di isolasi di karantina terpusat masing-masing wilayah," ujarnya.
Menurut Sekda, dengan adanya tambahan 38 kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19, 4 orang dinyatakan sembuh, dan tidak ada kematian baru.
"Maka jumlah pasien positif Covid-19 sampai hari ini sebanyak 153 orang, dengan perincian 15 orang sudah sembuh, 4 meninggal dunia, serta 134 orang masih positif dan dalam keadaan baik," terang Gita.
Untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19, kata Gita, saat ini petugas kesehatan tetap melakukan contact tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif.
Sementara itu, populasi berisiko yang sudah diperiksa dengan metode Rapid Diagnostic Test (RDT), yaitu Tenaga Kesehatan, Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Orang Tanpa Gejala (OTG), serta Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) terutama yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar.
Di mana sebanyak 522 tenaga kesehatan telah diperiksa dengan hasil tidak ada yang reaktif, 1.090 ODP/OTG diperiksa dengan hasil 28 orang (2,5 persen) reaktif, dan 1.765 PPTG perjalanan Gowa Makassar diperiksa dengan hasil 400 orang (22,7 persen) reaktif.
"Semua orang dengan hasil RDT reaktif dilanjutkan pemeriksaan swab sebagai standar pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa Covid-19," katanya.