Jumat 24 Apr 2020 03:46 WIB

Kematian Covid-19 di Prancis Dekati 22 Ribu

Prancis merencanakan membuka kembali sekolah pada 11 Mei.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Indira Rezkisari
Seorang perawat membersihkan meja sebelum  Josiane Cohen (kiri) bertemu putrinya Laetitia di panti jompo Kaysersberg, Prancis, Selasa (21/4). Prancis melarang semua kunjungan panti jompo di awal pandemi dan banyak penghuni telah dikurung di kamar mereka selama berminggu-minggu, karena virus Corona sangat berbahaya bagi orang tua. Prancis membuat pengecualian untuk langkah-langkah pengurungan virus yang ketat dengan memungkinkan keluarga mengunjungi keluarga di panti jompo sejak Senin.
Foto: AP / Jean-Francois Badias
Seorang perawat membersihkan meja sebelum Josiane Cohen (kiri) bertemu putrinya Laetitia di panti jompo Kaysersberg, Prancis, Selasa (21/4). Prancis melarang semua kunjungan panti jompo di awal pandemi dan banyak penghuni telah dikurung di kamar mereka selama berminggu-minggu, karena virus Corona sangat berbahaya bagi orang tua. Prancis membuat pengecualian untuk langkah-langkah pengurungan virus yang ketat dengan memungkinkan keluarga mengunjungi keluarga di panti jompo sejak Senin.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kementerian Kesehatan Prancis mencatat 516 kematian baru per Kamis (23/4). Hingga kini, Prancis mencatat 21.856 kematian akibat virus korona tipe baru atau Covid-19 yang mewabah di seluruh negeri.

Peningkatan 2,4 persen jauh di bawah tingkat lebih dari empat persen yang terlihat pada pekan lalu. Angka tersebut menjadi yang tertinggi keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Italia, dan Spanyol.

Baca Juga

Jumlah pasien ICU di Prancis turun 4,4 persen menjadi 5.433, terendah sejak 30 Maret sekaligus penurunan harian selama 13 hari berturut-turut. Sementara jumlah kasus tercatat sebanyak 161.530 dengan total kesembuan 42.088.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan kepada wali kota bahwa kehadiran di sekolah akan bersifat sukarela ketika kegiatan belajar menagjar di kelas dilanjutkan. Macron mengatakan bahwa orang tua yang tidak ingin mengirim anak-anak mereka ke sekolah tidak akan diwajibkan untuk melakukannya.

Prancis telah menguraikan rencana untuk mulai membuka kembali sekolah-sekolah mulai 11 Mei. Prancis memasuki pekan kelima karantina wilayah, yang masih akan berlaku sampai 11 Mei. Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer mengatakan bahwa setelah 11 Mei, murid akan kembali bersekolah pada tahap dan kelas yang jauh lebih kecil guna meminimalisasi risiko infeksi, dikutip dari Aljazirah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement