Jumat 24 Apr 2020 10:11 WIB

PBB: Aneksasi Israel di Tepi Barat Jadi Ancaman Besar

Aneksasi Israel atas Tepi Barat kaburkan peta perdamaian.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nashih Nashrullah
Aneksasi Israel atas Tepi Barat kaburkan peta perdamaian.  Logo PBB (ilustrasi)
Foto: VOA
Aneksasi Israel atas Tepi Barat kaburkan peta perdamaian. Logo PBB (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Koordinator PBB untuk Perdamaian Israel-Palestina, Nickolay Mladenov memperingatkan, rencana Israel untuk mencaplok Tepi Barat dari Palestina akan menjadi pukulan telak terhadap solusi dua negara yang telah lama dicari itu. Menurutnya, rencana tersebut semakin menjadi ancaman yang besar.

"Prospek berbahaya aneksasi oleh Israel atas bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki adalah ancaman yang semakin besar," kata Nickolay seperti dilansir di Anadolu Agency, Jumat (24/4).

Baca Juga

Nickolay melanjutkan, jika langkah seperti itu dilakukan, hal itu akan menjadi pelanggaran serius hukum internasional dan memberikan pukulan telak terhadap solusi dua negara, serta menutup pintu bagi pembaruan perundingan. "Dan mengancam upaya untuk memajukan perdamaian regional," kata dia. 

Menurut Nickolay, jika Israel bergerak maju dengan aneksasi itu maka hanya akan menyebabkan lebih banyak konflik dan penderitaan. Karena itu, jalan yang bisa dilakukan untuk menghindarinya yakni bekerja bersama untuk memperbarui dan memperluas perjanjian yang ada, demi memperkuat ketenangan relatif saat ini di Gaza.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan pemimpin oposisi Benn Gantz membentuk pemerintah persatuan darurat pada Senin kemarin untuk mencegah putaran keempat pemilihan nasional hanya dalam waktu satu tahun.  Gantz dan Netanyahu berjanji melanjutkan pencaplokan Tepi Barat mulai 1 Juli.

Mereka pun berencana merebut Lembah Jordan dan permukiman Israel yang dibangun di wilayah Palestina yang ilegal menurut hukum internasional. Namun para pejabat Palestina mengancam membatalkan perjanjian bilateral dengan Israel jika negara itu maju dengan aneksasi.

"Kami tidak akan duduk dengan tangan bersilang dan tidak melakukan apa-apa jika Israel menyatakan aneksasi, dan jika itu terjadi, kami akan menganggap perjanjian yang dibuat antara Palestina, Israel dan Amerika Serikat sebagai batal demi hukum," kata Presiden Palestina Mahmoud Abbas. 

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, pendukung setia pemerintah Israel, memberikan dukungan implisitnya terhadap rencana tersebut. Dia mengatakan, Israel pada akhirnya akan membuat keputusan mengenai pencaplokan di Tepi Barat. "Itu keputusan Israel, dan kami akan bekerja sama dengan mereka untuk berbagi pandangan kami," katanya.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement