REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Toyota Motor Corp berharap secara bertahap dapat melanjutkan produksi di pabrik Amerika Utara mulai awal Mei. Dilansir Reuters, Jumat (24/4), Toyota akan memberlakukan prosedur keselamatan baru yang signifikan setelah menghentikan sementara operasi di pabriknya pada bulan Maret karena pandemi virus corona.
Pembuat mobil terbesar Jepang itu memperkirakan produksi akan berlangsung lamban pada bulan depan. Perusahaan itu menambahkan, masih belum jelas kapan industri akan diizinkan untuk melanjutkan operasi di Meksiko.
Toyota akan menambahkan pemeriksaan suhu untuk semua karyawan pabrik, peralatan pelindung pribadi, menggunakan pintu masuk dan keluar tanpa sentuha. Perusahaan bahkan akan melarang penggunaan elevator yang tidak darurat.
"Tidak ada yang akan kembali normal untuk masa mendatang," kata kepala administrasi Toyota Motor Amerika Utara Chris Reynolds.
Dia berharap produksi akan meningkat pada bulan Mei nanti "untuk memenuhi permintaan konsumen."
Sementara di Jepang, industri mobil Jepang akan mencoba untuk menghindari penundaan operasi selama pandemi virus corona. Asosiasi Produsen Otomotif Jepang mengatakan perusahaan tetap memprioritaskan keselamatan pekerjanya.
Banyak dari pembuat mobil Jepang yang telah menangguhkan beberapa operasi produksi. Sementara, sebagian besar pabrik mereka di luar negeri telah ditutup karena permintaan mobil merosot dan karantina wilayah di sejumlah negara.