REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Sejumlah tempat ibadah ditutup karena pandemi Covid-19 sehingga Muslim menjalankan ibadah secara berbeda pada Ramadhan kali ini. Muslim Chicago pun telah menemukan caranya masing-masing dalam menjalani ibadah di bulan suci ini.
"Kita semua bersama-sama. Ini mempengaruhi semua orang, anak-anak kita, keluarga kita. Kita harus melakukan yang terbaik dari ini," kata Saba Khawaja dilansir di Abc 7 Chicago, Jumat (24/4).
Warga lainnya, Asra Farooq mengatakan, keluarganya memberikan sebuah paket untuk tetangganya. Hal ini dilakukan karena saat ini mereka sudah tidak dapat membantu melalui masjid. Sementara suami Farooq, yang bekerja sebagai dokter akan tetap melayani pasiennya, yang terinfeksi Covid-19 selama Ramadhan.
"Rasanya seperti kesempatan besar baginya untuk mempraktikkan imannya lebih jauh. Sementara orang lain menjaga jarak sosial dan mampu tinggal di rumah dan melindungi diri mereka sendiri, dia merasa seperti dia bisa pergi keluar dan membantu orang lain dan melayani," ucap Farooq.
Beberapa masjid dan organisasi Muslim mengambil langkah baru melalui platform digital. Namun, bagi yang lainnya berbeda.
"Lebih disukai melakukan hal-hal bersama keluarga dan orang-orang di sekitar Anda, daripada melakukan hal-hal virtual," kata masyarakat dari Pusat Komunitas Muslim di Chicago, Imam Ibrahim Khader.
Khader mengatakan, ada pelajaran yang dapat dipetik selama bulan Ramadhan kali ini, ketika masjid ditutup dan orang-orang diminta untuk tetap di rumah. "Sebagai Muslim, hubungan kita dengan Tuhan tidak bergantung di mana kita berada, siapa yang ada di sekitar atau siapa yang melihat kita. Jadi, mungkin di masa karantina, di situlah kita bisa belajar mandiri dengan hubungan kita dengan Tuhan," ucap Khader.