REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte memperpanjang lockdown hingga 15 Mei di ibukota Manila, Filipina. Perpanjangan akan diberlakukan ke daerah lain yang memiliki jumlah kasus infeksi virus corona cukup banyak, namun kebijakan itu akan dimodifikasi di daerah dengan jumlah infeksi yang rendah.
"Kita semua berisiko, jangan meningkatkan peluang untuk tertular," ujar Duterte.
Filipina memberlakukan lockdown pada 12 Maret, tepatnya lima hari setelah terjadi kasus penularan virus corona secara domestik dan diperluas pada 16 Maret. Pendekatan ini bertujuan untuk menjaga agar petugas kesehatan tidak kewalahan dalam merawat pasien yang terinfeksi virus corona.
Pemerintah Filipina telah meningkatkan pengujian virus corona dalam beberapa pekan terakhir. Dari 72.000 tes yang dilakukan, pemerintah hanya seperempat dari infeksi virus corona yang dapat dilacak dan diproyeksikan. Kementerian Kesehatan Filipina mengatakan, masih terlalu dini untuk menyatakan bahwa kurva infeksi telah stagnan.
Manila menyumbang dua pertiga dari 6.981 kasus infeksi virus korona secara total dan 462 kematian. Duterte menawarkan hadiah sebesar 50 juta peso atau 986 ribu dolar AS kepada warga Filipina yang dapat membuat vaksi virus corona.