Jumat 24 Apr 2020 17:06 WIB

Bupati Temanggung Minta Bawang Impor Jangan Masuk Jateng

Petani bawang di Temanggung dan daerah lainnya sedang panen raya bawang

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Petani menjemur bawang putih jenis Lumbu Ijo yang baru dipanen di Kwadungan, Kledung, Temanggung, Jawa Tengah, Senin (6/4/2020).
Foto: ANTARA/anis efizudin
Petani menjemur bawang putih jenis Lumbu Ijo yang baru dipanen di Kwadungan, Kledung, Temanggung, Jawa Tengah, Senin (6/4/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG - Bupati Temanggung M. Al Khadziq meminta Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menghentikan bawang putih impor masuk ke Jateng. Ini karena sekarang petani bawang putih di Temanggung dan beberapa daerah lainnya sedang panen raya.

"Kami minta bawang putih impor tidak masuk Jateng agar bawang putih lokal terserap oleh pasar. Kabupaten Temanggung siap memenuhi kebutuhan konsumsi bawang putih se Jawa Tengah," kata Khadziq di Temanggung, Jumat.

Baca Juga

Ia menuturkan harga bawang putih di Temanggung pada masa panen ini jatuh. Semula harga bawang putih basah Rp 10 ribu - Rp 12 ribu per kilogram namun kini menjadi Rp 6 ribu - Rp 8 ribu per kilogram sehingga petani terancam merugi.

"Hari ini Pemkab Temanggung resmi berkirim surat kepada Menko Perekonomian, juga kepada Menteri Pertanian dan Gubernur Jateng. Kita menyampaikan kondisi riil petani bawang putih di Kabupaten Temanggung dan kita juga memohon beberapa rekomendasi kepada para menteri dan gubernur tersebut," kata Khadziq.

Ia menyebutkan saat ini di Temanggung ada sekitar 2.800 hektare lahan bawang putih yang sedang dipanen. Lahan bawang putih ini tersebar di lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan lereng Gunung Prahu dengan elevasi ketinggian 500-1.300 meter di atas permukaan laut.

Menurut dia, dari 2.800 hektare lahan tersebut bisa menghasilkan sekitar 24 ribu ton bawang putih basah atau setara 12 ribu ton bawang putih kering. Produksi bawang putih di Temanggung dikelompokkan dalam tiga kategori.

Pertama, penanaman bawang putih yang merupakan program APBN Kementerian Pertanian. Kemudian penanaman bawang putih kerja sama antara gapoktan atau kelompok tani dengan importir bawang putih. Ketiga, penanaman bawang putih mandiri oleh petani.

Khadziq mengatakan semula produksi bawang putih di Kabupaten Temanggung 60-70 persen untuk melayani benih di seluruh Indonesia. Namun, karena perubahan Permentan tentang rekomendasi impor produk hortikultura di mana importir tidak wajib tanam untuk mendapatkan rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) tetapi mempunyai utang tanam setelah mendapatkan RIPH. Jumlah utang tanam importir seluas 2.150 hektare atau setara kebutuhan bibit 1.125 ton.

Kemudian program APBN tahun 2020 karena ada pandemi Covid-19 menyebabkan seluruh anggaran APBN dilakukan refocusing sehingga lahan pengembangan bawang putih awalnya 4.050 hektare menjadi dua ribu hektare.

"Melihat kondisi tersebut hasil panen dari petani Temanggung saat ini banyak yang tidak terserap untuk bibit sehingga sisanya masuk pasar konsumsi. Masuknya impor bawang putih bersamaan dengan masa panen bawang putih di Temanggung sehingga harga jatuh," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement