Jumat 24 Apr 2020 18:46 WIB

Banyak Pembawa Virus, Optimalkan Ramadhan di Rumah

'Di luar rumah kita tidak tahu siapa yang bawa virus,' kata Achmad Yurianto.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Masyarakat memadati kawasan Pasar Panorama, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, untuk berburu kuliner saat Ramadhan pertama, Jumat (24/4). Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak menyurutkan masyarakat untuk berburu takjil, begitu juga pedagang berharap rezeki saat Ramadhan di tengah pandemi Covid-19
Foto: Edi Yusuf/Republika
[Ilustrasi] Masyarakat memadati kawasan Pasar Panorama, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, untuk berburu kuliner saat Ramadhan pertama, Jumat (24/4). Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak menyurutkan masyarakat untuk berburu takjil, begitu juga pedagang berharap rezeki saat Ramadhan di tengah pandemi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah kembali meminta masyarakat, khususnya umat Islam, untuk memaksimalkan ibadah Ramadhan di rumah. Muslim diminta menjalankan ibadah bersama keluarga tanpa harus keluar rumah lantaran masih banyak orang pembawa virus corona tanpa gejala yang bebas berkeliaran di luar rumah. 

"Di luar rumah kita tidak tahu siapa yang bawa virus. Banyak orang tanpa gejala yang tak terlihat mata. Jangan bepergian, jangan mudik, ini menjadi kunci. Tetap tinggal di rumah. Pastikan kita tidak tertular dan tidak menulari orang lain," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, Jumat (24/4).

Baca Juga

Risiko penularan, baik secara langsung atau tidak langsung, memang masih cukup tinggi terjadi di tengah masyarakat. Hal ini terbukti dari catatan rekor penambahan pasien positif yang tertinggi sejak kasus pertama Covid-19 diumumkan pada awal Maret lalu. Sejak Kamis (23/4) sampai Jumat (24/4), terdapat penambahan pasien positif sebanyak 436 orang. 

Masyarakat juga diminta menaati instruksi Presiden Jokowi terkait larangan mudik. Dalam perjalanan ke kampung halaman, ujar Yurianto, berisiko tinggi terjadi penularan infeksi virus corona dari satu orang ke orang lain tanpa disadari. 

"Perjalanan kita tidak aman, sangat mungkin kita terpaksa kontak dekat dengan orang tanpa gejala atau gejala ringan saat berada di kendaraan umum, terminal, rest area, atau di toilet umum sepanjang perjalanan," katanya. 

Bahkan tak menutup kemungkinan diri sendiri berperan sebagai pembawa virus corona. Yurianto menyampaikan, banyak kasus orang tanpa gejala yang tanpa sadar menularkan virus ini kepada orang terdekatnya.  

"Bahkan kita sendiri yang bawa virus tanpa gejala atau dengan gejala ringan yang kita dapatkan karena kita berasal dari daerah Covid-19. Ini berpotensi menular ke keluarga kita di kampung," katanya. 

Selain beribadah di rumah, masyarakat juga diminta menaati protokol kesehatan yakni mengenakan masker saat terpaksa bepergian keluar rumah. Masyarakat diminta menghindari kerumunan dan membeli makanan tanpa mengonsumsinya di tempat berjualan. 

"Beli makanan dibungkus saja, sebisanya beli dengan jasa pengantaran. Secepatnya setelah urusan selesai segara pulang. Lepas masker, dan cuci tangan serta ganti masker baru," kata Yurianto. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement