REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Ricardo Kaka adalah pesepak bola asal Brasil yang penampilannya bersinar selama berseragam AC Milan dari 2003-2009. Bersama skuat Rossoneri, ia mempersembahkan gelar juara Serie A Italia, Liga Champions, Piala Dunia Antarklub, Piala Super Italia, dan Piala Super Eropa.
Pada tahun 2009, Real Madrid memboyong Kaka ke Santiago Bernabeu dalam proyek Galacticos-nya. Saat itu, Madrid juga mendatangkan bintang milik Manchester United (MU), Cristiano Ronaldo. Namun selama berseragam Los Blancos, penampilan Kaka justru menurun dan sering berkutat dengan cedera.
Kaka kalah bersaing dari Ronaldo yang tetap konsisten performanya seperti saat berseragam MU. Bahkan hingga saat ini, Ronaldo begitu dicintai oleh pendukung Madrid. Tak kunjung membaik, Kaka akhirnya kembali ke Milan dengan harapan bisa mengembalikan kejayaannya.
Agen Kaka, Gaetano Paolillo mengungkapkan apa yang terjadi dengan kliennya tentang kepindahannya ke Madrid. Paolillo mengatakan Kaka sebenarnya tak ingin hengkang dari San Siro pada 2009. Sebaliknya, ia justru ingin tetap berseragam Rossoneri.
Klub juga tak ingin pemain bintangnya pergi. Namun karena situasi keuangan Milan saat itu sedang krisis sehingga terpaksa melepas Kaka ke Madrid. Ini akhirnya berbuah petaka bagi perjalanan karier Kaka karena tak mampu bersaing dengan pemain bintang lainnya.
"Sejujurnya, Kaka tidak ingin meninggalkan AC Milan. Dia baik-baik saja di Milan, (baik) dia dan keluarganya,” kata Paolillo, dilansir dari Marca, Kamis (23/4).
Paolillo menambahkan, penjualan Kaka merupakan solusi terbaik saat kondisi keuangan Milan krisis. Meskipun presiden Milan saat itu, Adriano Galliani, tak ingin menjualnya. Tetapi Madrid adalah klub dengan kekuatan uang dan reputasinya diakui Paolillo juga ikut memengaruhi kepindahan Kaka.
Menurut Paolilli, Madrid sudah mendekati Kaka jauh sebelum 2009, tetapi selalu ditolak oleh Kaka maupun klub. Paolillo mengklaim Madrid setiap tahun selalu menanyakan tentang peluang Madrid memboyong Kaka. “Dan, sekali, (Franco) Baldini dan (Predrag) Mijatovic datang ke rumah saya, ia berbicara dan mereka bertemu ayah Kaka di sana," jelasnya.
Saat itu ayah Kaka mengatakan bahwa anaknya tak ingin meninggalkan Milan. Begitu juga dengan Kaka sendiri. Oleh karena itu, Paolillo menegaskan Milan terpaksa menjualnya.
"Saya ingat itu setelah pertandingan terakhir dengan AC Milan pada tahun 2009, ia pergi bermain untuk Brasil dan hanya membawa ransel. Saya menemaninya ke (Bandara) Malpensa dan saya ingat dia mengatakan, 'Sampai jumpa di sini ketika saya kembali,” kenang Paolillo.