REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis memperingatkan bahwa jumlah serangan siber yang mengarah ke WHO kian pesat. Kini, jumlah serangan siber lebih dari lima kali lipat dalam periode yang sama tahun lalu.
Melalui pernyataan pada Kamis (23/4), WHO menyebutkan pekan ini sekitar 450 alamat email dan kata sandi WHO yang aktif bocor secara daring. Kebocoron terjadi bersama dengan ribuan milik orang lain yang bekerja dalam penanganan wabah virus corona.
"Informasi yang bocor tidak membahayakan sistem WHO sebab datanya tidak baru. Namun serangan itu berdampak pada sistem ekstranet yang lebih tua, yang digunakan oleh staf saat ini dan pensiunan serta para mitra," tulis WHO dalam pernyataannya, dilansir Xinhua, Jumat (24/4).
WHO menyebutkan bahwa pihaknya kini sedang memindahkan sistem terdampak ke sistem autentifikasi yang lebih aman. Apalagi, menurutnya penipu yang menyamar dalam emailnya juga semakin menargetkan masyarakat umum untuk menyalurkan donasi ke dana fiktif dan bukan Solidary Response Fund COVID-19 yang sah.
WHO meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap email penipuan. Pihaknya menyarankan penggunaan sumber terpercaya untuk mendapatkan informasi faktual mengenai COVID-19 dan masalah kesehatan lainnya.