REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ibadah puasa Ramadhan menjadi bagian dari ritual mendedikasikan diri untuk kontemplasi dan doa. Puasa adalah kewajiban bagi Muslim. Tetapi, ada beberapa yang menjadi pertimbangan dalam hal puasa saat pandemi Covid-19.
Ahli Imunologi University of Sussex, Jenna Macciochi mengatakan, untuk memerangi infeksi membutuhkan banyak energi. Dalam durasi yang lama tidak makan atau minum dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Penting untuk memastikan orang yang berpuasa mendapatkan kalori yang cukup selama jam makan yang diizinkan. Keseimbangan energi dari makronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak, dan nutrisi mikro, seperti vitamin C dan zat besi juga harus diperhatikan.
Konsumsilah berbagai jenis makanan, termasuk sayuran dengan warna berbeda, buah-buahan, kacang-kacangan, dan polong-polongan. Puasa juga meningkatkan beberapa risiko seperti dehidrasi. Pantang makan dan minum dapat mempengaruhi lendir yang melapisi saluran udara dan bertindak sebagai penghalang serta pelindung akan zat asing.
Dikutip di BBC, Jumat (24/4), umat Muslim dapat menjaga aspek-aspek lain dari kesehatan dengan tidur yang cukup, berolahraga, dan menghilangkan stres. Jika kegiatan di atas memungkinkan dilakukan, bisa membantu menjaga sistem kekebalan tubuh agar berfungsi sebagaimana mestinya.
Lebih sederhana lagi, cara terbaik melindungi kesehatan adalah dengan mencegah paparan virus. Sebagian besar risiko dapat dihindari dengan mencuci tangan, dan tetap tinggal di rumah bagi yang bisa.