REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium Indonesia (Gakeslab Indonesia) berdiskusi pengadaan Alkeslab di tengah kondisi pandemi Covid-19 dengan Menteri BUMN Erick Thohir. Gakeslab Indonesia yang beranggotakan 475 perusahaan distributor dan importir Alkeslab bersyukur dapat berdiskusi dengan Erick meski secara virtual.
Ketua Gakeslab Sugihadi menyampaikan Gakeslab diminta Erick terlibat dalam pembuatan roadmap health security yang sedang disiapkan oleh Kementerian BUMN sesuai dengan kebutuhan baik dunia usaha, regulator maupun masyarakat. Sugihadi menyebut Gakeslab siap berpartisipasi aktif dalam mewujudkan ketahanan kesehatan nasional.
"Saat ini banyak perusahaan swasta yang memiliki kemampuan dalam memproduksi alat kesehatan," ujar Sugihadi di Jakarta, Jumat (24/4).
Sugihadi menyampaikan, sebagai pihak yang mendukung penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan kebutuhan tenaga kesehatan, ia memahami saat ini pemerintah membutuhkan segala bantuan yang diperlukan untuk mengadakan alkeslab dari dalam dan luar negeri untuk memberikan perawatan yang memadai kepada para pasien dalam perawatan serta melakukan identifikasi sedini mungkin kepada masyarakat yang mungkin terjangkit.
"Saat ini sudah banyak penelitian baik dari universitas atau Balitbang, instansi pemerintahan yang bisa memproduksi alat kesehatan yang selama ini diimpor, seperti salah satunya ventilator. Ke depannya, ini bisa dikembangkan dan bisa diproduksi massal demi memenuhi pasar dalam negeri," ungkap Sugihadi.
Kementerian BUMN tengah fokus dalam membangun ketahanan kesehatan nasional. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan upaya ini dilakukan selain bisa meningkatkan daya saing industri kesehatan dalam negeri, juga bisa menjadi benteng pertahanan dalam menghadapi segala wabah penyakit ke depannya. Erick menegaskan, penyusunan roadmap yang direncanakan ini merupakan wujud sinergi antara BUMN dan swasta. Alhasil, kata Erick, ekosistem bisnis di industri ini sehat. Erick mengatakan sesuai dengan peraturan presiden yang mewajibkan penggunaan produk dalam negeri sebagai upaya pelaksanaan ketahanan kesehatan nasional.
"Saya meminta seluruh RS BUMN mengutamakan penggunaan produk dalam negeri, baik itu obat hingga alat kesehatan. Saya bukan anti impor, tapi dari Pandemi Covid-19 ini, kita semua belajar bahwa kita harus mampu mewujudkan ketahanan kesehatan nasional," kata Erick.
Erick menyebut semua elemen, mulai dari akademisi, leriset, BUMN, swasta, BUMD, RS, BPJS, LKPP juga regulator memiliki peranan dan harus punya visi yang sama bahwa sedikit demi sedikit harus mengurangi ketergantungan terhadap impor dalam mewujudkan ketahanan kesehatan nasional.