Sabtu 25 Apr 2020 04:35 WIB

Nasib Sepak Bola Eropa Ditentukan Agustus

Muncul dua kesimpulan sebagai opsi penyelesaian musim kompetisi 2019/2020.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Trofi Liga  Champions di markas UEFA, Nyon, Swiss. (Denis Balibouse/Reuters)
Foto: Denis Balibouse/Reuters
Trofi Liga Champions di markas UEFA, Nyon, Swiss. (Denis Balibouse/Reuters)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Eksekutif (Exco) Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) menyatakan kepada seluruh 55 anggota asosiasi untuk menyelesaikan kompetisi domestik maksimal pada pekan pertama Agustus. Arahan ini ditujukan agar musim 2020/2021 tidak terganggu akibat terhentinya aktivitas sepak bola di tengah pandemi virus corona.

Dalam rapat virtual anggota UEFA, Kamis (23/4), muncul dua kesimpulan sebagai opsi penyelesaian musim 2019/2020. Pertama, menggelar kompetisi domestik dan level Eropa dalam waktu yang sama. Kedua, melaksanakan liga lokal lebih dulu, kemudian Liga Champions dan Liga Europa baru bergulir pada Agustus dari babak 16 besar sampai partai final.

Dalam laporan Marca, Jumat (24/4), masih banyak perdebatan menentukan dua opsi penyelesaian kompetisi karena secara tidak langsung hasil kompetisi domestik berpengaruh pada keikutsertaan suatu klub di Liga Champions atau Liga Europa. Menanggapi hal ini, UEFA menyatakan akan membuka opsi tambahan, menentukan kualifikasi level Eropa melalui prestasi klub.

"Berdasarkan kalender (kompetisi), memungkinkan kompetisi domestik mengubah format agar memfasilitasi klub yang berprestasi untuk dapat terkualifikasi (ke level Eropa)," bunyi pernyataan resmi UEFA.

Usulan UEFA tersebut didasari oleh keadaan setiap negara yang berbeda-beda akibat dampak virus corona. Namun, kebijakan spesial ini hanya diperuntukkan bagi negara yang benar-benar kesulitan memulai kembali kompetisi lokal.

Bagi negara yang nantinya memilih menghentikan musim 2019/2020 secara prematur, UEFA menegaskan berhak untuk memilih tim yang ikut dalam kompetisi tingkat Eropa musim 2020/2021 berdasarkan catatan prestasi paling mutakhir. UEFA memastikan, seleksi dilakukan dengan transparan dan tanpa diskriminasi. "Asosiasi nasional dan penyelenggara liga wajib menentukan posisi final kompetisi domestik, kemudian melaporkan keadaan masing-masing kejuaraan."

UEFA juga berhak menolak pengajuan pendaftaran dari anggota asosiasi untuk menjadi peserta Liga Champions atau Liga Europa. Sebab, UEFA akan memeriksa keadaan sepak bola di negara-negara yang terdampak Covid-19.

Dalam rapat tersebut, UEFA juga mengangkat isu soal dinamika sepak bola berbasis tim nasional. Sebab, kejuaraan Piala Eropa atau Euro sudah ditentukan bakal digelar tahun 2021. UEFA memastikan akan tetap menggunakan nomenklatur 'UEFA Euro 2020' meski pelaksanaannya ditunda.

Exco UEFA beralasan, pandemi Covid-19 merupakan kejadian luar biasa yang tidak dapat diprediksi. Sedangkan, Euro 2020 akan diadakan dengan tema perayaan 60 tahun usia turnamen (1960-2020). "Menanggapi penundaan Euro 2020 ke musim panas 2021, dan berdasarkan diskusi seluruh pihak terkait, Exco UEFA memutuskan turnamen tetap menggunakan nama 'UEFA Euro 2020'."

Selain itu, UEFA juga memutuskan tetap membayar klausul pelepasan pemain yang terikat dengan Euro 2020. Sebab tak dapat dimungkiri, aktivitas klub seputar Eropa memengaruhi dinamika Euro.

Gelontoran dana sejumlah 50 juta euro akan masuk ke kas klub yang meminjamkan pemain ke klub lain, sepanjang negara klub yang bersangkutan merupakan 39 anggota UEFA. Sisa 17,7 juta euro akan menyusul dikirim ke klub 16 anggota asosiasi.

Kemudian terkait Piala Eropa Wanita 2021 juga dipastikan digelar pada Juli 2022 yang dijadwalkan akan dihelat di Inggris.

Presiden UEFA, Aleksander Ceferin menyatakan, penundaan Euro 2020 ke 2021 otomatis berdampak ke gelaran Euro Wanita 2021.

Setelah melewati diskusi panjang, UEFA memutuskan tidak mengadakan dua kompetisi itu tepat waktu. "Dengan menunda Euro Wanita, kami akan tetap menjadikan turnamen itu sebagai agenda besar musim panas, yang berhak mendapat waktu tersendiri," kata Ceferin menjelaskan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement