Sabtu 25 Apr 2020 11:26 WIB

Persengkongkolan Busuk, Para Mantan Insan La Liga Dipenjara

Semuanya karena persoalan uang.

Rep: Frederikus bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
mafia bola (ilustrasi)
Foto: www.talkmen.com
mafia bola (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEVILLA -- Kabar mengejutkan datang dari Spanyol. Dua Mantan Pemain Real Betis, dan lima eks Direktur Osasuna masuk jeruji besi.

Semuanya karena praktik korupsi dan persengkongkolan busuk mengubah hasil akhir. Pertama kalinya hukuman seperti ini terjadi di Spanyol.

Para mantan jugador betis tersebut antara lain, Antonio Amaya, dan Xavi Torres. Mereka mendapat hukuman satu tahun penjara.

Sementara dari lima eks Direktur Osasuna, sosok Angel Vizcay mendapat hukuman terberat. Pria yang pernah menjadi Direktur Pelaksana itu harus mendekam di hotel pordeo selama delapan tahun delapan bulan.

"Ia mendapat tuduhan penyelewengan dana, pemalsuan akun dan korupsi," demikian laporan yang dikutip dari Sky Sports, Sabtu (25/4).

Presiden Osasuna saat ini, Luis Sabalza menyambut baik keputusan pengadilan. Ia merasa klubnya telah melihat kecurangan di periode kekuasaan sebelumnya.

Mereka berinisiatif mengonfirmasi kecurigaan tersebut ke ranah hukum. Hasilnya terbukti ada penyelewengan dana alias korupsi.

"Ketika kami tiba di klub ini, kami melihat hal-hal yang tidak kami sukai. Saya pikir kecurigaan kami telah terkonfirmasi, dan pengadilan melakukan tugas mereka," Ujar Sabalza dalam sebuah pernyataan di situs resmi klub.

Pihak Betis belum memberikan komentar atas situasi ini. Sebelumnya pengadilan membuktikan Direktur Osasuna setuju membayar Amaya dan Torres dengan total dana 650 ribu euro.

Itu sebagai insentif bagi keduanya yang membantu Betis mengalahkan Real Valladolid dalam pertandingan La Liga musim 2013/2014. Betis yang sudah terdegradasi, kemudian kalah saat berhadapan dengan Osasuna.

Pihak La Liga menyambut baik hukuman di atas. Itu sebagai bukti nyata komitmen mereka menghilangkan praktik korupsi. Upaya La Liga mempertahankan integritas sepakbola melawan segala bentuk campur tangan pihak yang ingin mengubah hasil pertandingan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement