Sabtu 25 Apr 2020 12:01 WIB

Produsen Tegaskan Larangan Konsumsi Disinfektan

Dalam keadaan apapun disinfektan tidak untuk diminum atau disuntikkan ke manusia.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Indira Rezkisari
Beragam produk disinfektan di Amerika Serikat. Pernyataan Presiden Donald Trump yang meminta suntikan disinfektan untuk membunuh virus corona dipandang keliru.
Foto: EPA
Beragam produk disinfektan di Amerika Serikat. Pernyataan Presiden Donald Trump yang meminta suntikan disinfektan untuk membunuh virus corona dipandang keliru.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Reckitt Benckiser (RBGLY) produsen pembuat deterjen Lysol dan Dettol mendesak pelanggan mereka untuk tidak mengonsumsi cairan pembersih yang mereka buat. Larangan tersebut disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyarankan menginjeksikan disinfektan ke tubuh pasien.

"Sebagai pemimpin global dalam produk kesehatan dan kebersihan, kami harus jelas bahwa dalam keadaan apa pun produk disinfektan tidak boleh diadministrasikan ke dalam tubuh manusia," kata RBGLY dalam sebuah pernyataan seperti dikutip CNN, Sabtu (25/4).

Baca Juga

Perusahaan asal Inggris itu memperingatkan bahwa konsumsi produk disinfektan oleh manusia adalah hal yang berbahaya. Mereka meminta masyarakat untuk menggunakan produk mereka sesuai dengan pedoman penggunaan.

"Kami memiliki tanggung jawab dalam menyediakan konsumen dengan akses informasi yang akurat dan terkini seperti yang disarankan oleh para ahli kesehatan masyarakat terkemuka," katanya.

Seorang tenaga medis, Dr Sanjay Gupta juga mengomentari ide Trump untuk menyuntik cairan disenfektan ke dalam tubuh penderita corona. Dia mengatakan bahwa hal tersebut merupakan sebuah ide yang keliru.

"Tidak ada hal yang perlu dipelajari lagi. Saya pikir demua ornag juga memahami dan tahu bahwa itu akan berbahaya dan kontraproduktif," katanya.

Setali tiga uang, Kepala Administrasi Makanan dan Obat-obatan Dr. Stephen Hahn mengatakan bahwa menelan atau menyuntikkan desinfektan ke dalam tubuh manusia adalah hal berbahaya. Secara pribadi, dia tidak akan merekomendasikan publik untuk mengonsumsi cairan desinfektan.

Peringatan serupa juga disampaikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS. Mereka meminta agar masyarakat tidak meminum pemutih atau bahkan menghirup asap dari pemutih karena hal tersebut juga dapat memberikan iritasi pada kulit.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan bahwa ada peningkatan 20 persen kasus keracunan disenfektan dalam tiga bulan pertama. Hal tersebut berjalan beriringan dengan peperangan melawan virus Corona.

CDC merekomendasikan penggunaan sabun dan air atau pemutih untuk membunuh virus. Namun cara penggunaannya adalah dengan menggosok setidaknya 60 hingga 70 persen alkohol ke tangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement