Sabtu 25 Apr 2020 12:07 WIB

Pelayanan Bus AKAP Disetop Hingga 31 Mei

Jumlah penumpang sempat melonjak pada Kamis (23/4).

Rep: Flori Sidebang/Amri Amrullah/Antara/ Red: Bilal Ramadhan
Suasana sepi di area keberangkatan antar kota Terminal Pulo Gebang, Jakarta, Jumat (24/4). Pengelola Terminal Pulogebang menutup operasional layanan bus antar kota antar provinsi (AKAP) mulai 24 April 2020, setelah berlakunya kebijakan larangan mudik dari pemerintah
Foto: Republika/Prayogi
Suasana sepi di area keberangkatan antar kota Terminal Pulo Gebang, Jakarta, Jumat (24/4). Pengelola Terminal Pulogebang menutup operasional layanan bus antar kota antar provinsi (AKAP) mulai 24 April 2020, setelah berlakunya kebijakan larangan mudik dari pemerintah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelayanan Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Terpadu Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, mulai Jumat (24/4) menutup sementara layanannya. Penutupan sementara layanan bus AKAP ini dilakukan terkait kebijakan larangan mudik dari pemerintah.

Penutupan ini menyusul diterbitkannya Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 25/2020 tentang Pengendalian Transportasi selama masa Mudik Idul Fitri tahun 1441 Hijriah dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19. Kepala Unit Pengelola Terminal Terpadu Pulogebang, Bernad Octavianus Pasaribu mengatakan, layanan bus AKAP ditiadakan untuk sementara.

Penghentian layanan bus AKAP di Terminal Pulogebang dimulai sejak dikeluarkannya Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 25/2020, hingga 31 Mei 2020. Namun, untuk layanan dalam kota tetap beroperasi mulai pukul 06.00-18.00 WIB dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

"Praktis semua layanan bus AKAP tutup, tidak boleh beroperasi sampai dengan 31 Mei 2020. Kalaupun masih ada pengendapan bus AKAP, itu hanya satu dua armada. Kita akan arahkan untuk keluar dan tidak boleh bawa penumpang," kata Bernad, Jumat (24/4).

Ditambahkan Bernad, untuk warga yang masih datang dengan menunjukkan tiket bus akan diarahkan ke pengurus PO Bus terkait untuk dilakukan refund atau pengembalian tiket 100 persen. Pihaknya sudah meminta semua pengurus PO Bus untuk melayani warga yang melakukan refund serta tidak boleh ada pemotongan sedikit pun.

"Sedangkan pengunjung yang datang tanpa menunjukkan tiket bus maka akan diarahkan kembali ke rumahnya masing-masing," kata dia.

Bernard mengatakan pihaknya telah mensosialisasikan kebijakan larangan mudik oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19. Diakui dia, sebelumnya memang pihak pengelola terminal, baru melakukan sosialisasi dan imbauan secara lisan kepada pengurus perusahaan otobus (PO) dan pengunjung terminal.

"Sejauh ini kami baru sosialisasikan secara lisan, karena kami masih menunggu turunan peraturannya dari Kemenhub maupun Pemprov DKI Jakarta," ujar dia.

Secara umum, menurut dia, sejak diberlakukannya PSBB kondisi Terminal Terpadu Pulogebang sangat lengang. Bahkan, pagi tadi saja hanya ada empat bus di jalur keberangkatan. "Meski jumlah penumpang terus mengalami penurunan, namun kami tetap berlakukan protokol kesehatan," kata dia menambahkan.

Berdasarkan pengamatan Republika pada Jumat, Terminal Terpadu Pulogebang terlihat sepi dibandingkan hari-hari sebelumnya. Selain sepi penumpang, tidak terlihat pula antrean bus di terminal ini. Hanya terlihat bus Transjakarta koridor 11 jurusan Terminal Pulogebang-Kampung Melayu dan angkutan dalam kota.

Kondisi tersebut merupakan dampak dari kebijakan larangan mudik bagi masyarakat untuk memutus penyebaran virus corona (Covid-19) yang mulai berlaku hari ini, Jumat (24/4). Seluruh bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang biasanya siap mengantarkan penumpang ke berbagai daerah di luar Jabodetabek, kini untuk sementara waktu tidak diizinkan beroperasi.

Loket-loket bus yang melayani tujuan ke berbagai daerah di Provinsi Sumatera dan Pulau Jawa pun sudah tutup. Tidak terlihat aktivitas pegawai di puluhan loket bus AKAP tersebut.

Aktivitas yang tampak di Terminal Pulo Gebang hanyalah petugas kebersihan yang tetap bekerja, meskipun tidak ada penumpang yang berada di sana. Selain itu, petugas keamanan juga tetap bersiaga di lokasi.

Kondisi ini berbeda dengan yang terjadi pada Kamis (23/4) lalu. Operator Terminal Terpadu Pulogebang mencatat lonjakan penumpang yang dipengaruhi rencana pelarangan mudik oleh pemerintah.

"Kalau saat pandemi biasanya hanya 400-500 penumpang per hari, sekarang ada 840 orang yang berangkat," kata Kasatpel Operasional dan Kemitraan Terminal Terpadu Pulo Gebang, Afif Muhroji.

Pantauan di lokasi melaporkan antrean pembeli tiket tampak mengular di sejumlah perusahaan otobus seperti Sinar Jaya tujuan Jawa Tengah. Lonjakan pembeli tiket di lokasi itu akibat keterlambatan bus karena di pul Cibitung kekurangan pengemudi.

Ditutup

Sehari sebelum larangan mudik diberlakukan Terminal Lintasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan mencatat jumlah penumpang dari terminal itu mencapai 563 orang. Kasatpel Terminal Lintasan Lebak Bulus Suprihartono membenarkan terjadi peningkatan jumlah penumpang yang berangkat pada Kamis (23/4) atau sehari sebelum larangan mudik diberlakukan oleh pemerintah.

"Kemarin (23/4) memang ada lonjakan penumpang," kata Suprihartono.

Menurut Suprihartono, terjadinya lonjakan penumpang tersebut kemungkinan dikarenakan masyarakat mengetahui akan adanya larangan mudik per 24 April 2020 dan penambahan masa penerapan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga 22 Mei 2020.

"Jadi kemungkinan takut ditutup tanggal 24 April atau karena perpanjang PSBB sampai 22 Mei itu," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement