REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Ramadhan tahun ini tiba pada kuartal terakhir April sampai kuartal ketiga Mei 2020. Sebuah laporan Pusat Meteorologi Nasional (NCM) mengatakan periode ini dianggap dalam periode transisi pertama (musim semi) di antara musim dingin dan musim panas di Uni Emirat Arab (UEA).

Dilansir dari Khaleej Times, Sabtu (25/4), diperkirakan cuaca di sebagian besar hari Ramadhan akan relatif panas. Panas selama siang hari di wilayah pedalaman, suhu ringan di perbukitan dan pegunungan, dan suhu sedang di seluruh negeri pada malam hari pada umumnya.

Melalui tren iklim untuk periode ini, suhu maksimum rata-rata berkisar antara 35 sampai 40 derajat Celsius. Suhu maksimum tertinggi mencapai sekitar 49 derajat Celsius di daerah pedalaman pada periode sore.

Sementara suhu minimum rata-rata berkisar antara 23 sampai 26 derajat Celsius. Suhu minimum terendah mencapai sekitar sembilan derajat Celsius di beberapa daerah pegunungan atau pedalaman pada dini hari.

Jumlah hujan tertinggi yang dicatat dalam periode ini selama beberapa tahun terakhir adalah 124,2 mm di Al Quaa pada 2013. Kelembaban sedikit menurun di udara selama periode ini, terutama pada kuartal terakhir, meskipun kemungkinan kabut tetap ada pada area terbatas untuk periode terbatas pada jam-jam pagi.

Kelembaban rata-rata maksimum berkisar antara 64 persen hingga 78 persen selama periode malam dan pagi hari. Sementara rata-rata kelembaban berkisar antara 14 persen hingga 27 persen selama siang hari.

Angin yang ada di malam dan pagi akan menjadi angin tenggara. Pada siang dan malam akan menjadi angin barat laut (angin laut dan angin darat). Angin kadangkala bertiup kencang hingga menyebabkan debu dan pasir tertiup.

Total jam puasa dari terbit fajar hingga matahari terbenam pada awal bulan Ramadhan mencapai 14 jam 16 menit. Kemudian meningkat secara bertahap hingga mencapai 14 jam 57 menit pada akhir Ramadhan.

Terpopuler

01 January 1970, 07:00