REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Telur ayam ras banyak diminati pembeli di pasar tradisional saat bulan suci Ramadhan 1441 Hijriyah di tengah pandemi Covid-19, karena harganya masih cukup terjangkau. Salah seorang pedagang telur ayam ras di Pasar Terong, Makassar, Subaedah mengatakan, meski telur ayam mengalami kenaikan Rp 3.000 per rak dari harga normal Rp 42 ribu per rak, namun minat pembeli telur cukup tinggi pada awal bulan suci Ramadhan.
Sebagai gambaran, saat pandemi terjadi penurunan pembelian teluar ayam ras dari rata-rata penjualan 10-15 rak per hari menjadi tujuh-lima rak per hari. Namun, pada saat memasuki Ramadhan, pembelian telur ayam ras kembali ke posisi semula karena peminatnya cukup tinggi.
Kondisi serupa juga dialami penjual telur di Pasar Maricayya, Makassar H Ibrahim. "Minat pembeli telur ayam ras cukup tinggi pada awal Ramadhan ini karena harganya relatif masih terjangkau untuk masyarakat menengah ke bawah," katanya, Sabtu (25/4).
Sementara itu, tingginya minat pembelian telur ayam ras ini diakui salah seorang pembeli, Nurlia. Dia mengatakan, telur selain bisa dikonsumsi untuk menjadi lauk, juga untuk membuat kue untuk hidangan buka puasa.
Dengan membeli satu rak telur dapat dikonsumsi selama seminggu. Sementara jika membeli ikan atau yang lainnya, dengan harga yang sama hanya dapat dikonsumsi dua hari saja.
"Pada masa pandemi ini kami harus berhemat. Jadi dengan modal Rp 45 ribu sudah bisa mendapatkan satu rak telur ayam ras, sementara kalau beli ikan, ayam potong atau daging jauh lebih mahal dan tidak bisa untuk kebutuhan jangka panjang," katanya.