Sabtu 25 Apr 2020 16:58 WIB

Kendal Panen Raya Padi Hingga Mei 2020 Seluas 9.341 Ha

Kementan memperkirakan panen raya padi akan mencapai luas 1,73 juta ha

Kabupaten Kendal dimana sesuai perhitungan petani panen raya hingga bulan Mei 2020 seluas 9.341 hektar (ha).
Foto: Kementan
Kabupaten Kendal dimana sesuai perhitungan petani panen raya hingga bulan Mei 2020 seluas 9.341 hektar (ha).

REPUBLIKA.CO.ID, KENDAL -- Provinsi Jawa Tengah diprediksi akan menjadi penyumbang padi terbanyak pada panen raya 2020 ini. Prediksi tersebut mulai terlihat di beberapa daerah salah satunya di Kabupaten Kendal dimana sesuai perhitungan petani panen raya hingga bulan Mei 2020 seluas 9.341 hektar (ha).

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Cipto Wahyono mengatakan jika panen raya sudah berlangsung dari bulan Februari dan masih terus berlangsung hingga bulan Mei 2020. Posisi ini menurutnya sekaligus menjadi puncak panen yang akan menambah jumlah stok pangan di tengah merebaknya wabah Covid-19 atau virus corona.

"Panen raya padi ini dilaksanakan di 20 kecamatan seluas 9.341 hektar, provitasnya 5,63 ton perhektar sehingga diperoleh produksi 52.627 ton GKP (gabah kering panen, red)," kata Cipto saat berada di lahan persawahan di Kendal, Sabtu (25/4).

Cipto menjelaskan panen raya yang berlangsung di PB.Sido Makmur Desa Pucangrejo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal saat ini merupakan panen hasil bantuan benih varietas Mekongga dari Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH). Bantuan ini turut mendongkrak peningkatan produksi dan kesejahteraan petani Kabupaten Kendal.

"Produksi pertanian tidak boleh berhenti dan terus berjalan karena pertanian apalagi saat keadaan pandemi ini menjadi ujung tombak pangan. Bersama petani Kendal, kami akan terus tingkatkan produksi," jelasnya.

Di tempat berbeda, Kepala BBPPMBTPH, Warjito mengatakan secara nasional, Kementan memperkirakan panen raya padi akan berlangsung April dengan luas panen sekitar 1,73 juta ha. Karena itu pemerintah sudah mengantisipasi harga gabah di tingkat petani jika jatuh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP).

"Harga gabah saat panen raya selalu turun. Karena itu pemerintah melakukan intervensi dan upaya untuk stabilisasi harga saat panen padi ini. Pada bulan Maret lalu harga gabah sudah mencapai Rp 4.200 perkilogram," ujarnya.

Warjito menjelaskan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan sudah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 24 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah untuk Gabah atau Beras. Permendag tersebut dikeluarkan pada 16 Maret dan berlaku mulai 19 Maret 2020.

"Berdasarkan aturan tersebut, HPP untuk gabah kering panen di tingkat petani naik menjadi Rp 4.200 perkilogram dan di penggilingan menjadi Rp 4.250 perkilogram," tuturnya.

Sementara, HPP gabah kering giling (GKG) juga naik menjadi Rp 5.250 per kg di tingkat penggilingan dan Rp 5.300 per kg di gudang Perum Bulog. Harga beras di gudang Bulog juga naik menjadi Rp 8.300 per kg.

"Salah satu solusi yang diambil Kementan yakni sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo adalah melalui Kostraling (Komando Startegi Penggilingan Padi) melalui pendekatakan KUR (Kredit Usaha Rakyat)," tutur Warjito.

"Pak Dirjen Tanaman Pangan Suwandi pun di tengah wabah virus corona ini menekankan fokus pada pengamanan produksi dan harga. Kalau semua sudah turun tangan, seluruh pangan dapat dijamin, harga beras bisa kita kendalikan dan perut rakyat terisi," pintanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement