REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Imaduddin Abdullah dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai kebijakan stimulus fiskal perlu diprioritaskan pada tiga hal. Yakni kesehatan, pengurangan dampak negatif Covid-19 dan bantuan bisnis pascapandemi.
"Dalam hal fiskal, negara-negara yang berhasil dampak Covid-19 ini adalah negara-negara yang memprioritaskan tiga hal pertama yakni memprioritaskan sektor kesehatan jangan sampai tidak memiliki infrastrukur kesehatan yang siap ketika Covid-19 menyerang," ujar Imaduddin Abdullah dalam diskusi daring di Jakarta, Sabtu (25/4).
Dia menilai terkait prioritas kesehatan ini, banyak negara melakukan realokasi anggaran keuangannya ke sektor tersebut dalam rangka menanggulangi pandemi Covid-19. "Lalu bagaimana stimulus fiskal ini juga didorong kepada elemen masyarakat yang terdampak Covid-19 agar dampak negatifnya dapat berkurang melalui sejumlah bantuan," katanya.
Terakhir, lanjut pengamat itu, tentunya bisnis bagaimana bisa didorong agar jangan sampai setelah pandemi Covid-19 berakhir aktivitas bisnis sulit berkembang. Sehingga bantuan fiskal kepada pelaku bisnis sangat penting.